Hermawan Kartajaya termasuk sosok langka di Surabaya. Lahir dan dibesarkan di metropolis, kini dia telah menjadi warga dunia. Berbagai jabatan tingkat internasional disandang berkat kompetensinya di dunia marketing.
Saat ini, selain menjadi founder MarkPlus Inc. ayah dua anak itu tercatat sebagai presiden Asosiasi Marketing Dunia, salah seorang di antara 50 guru marketing dunia, konsul kehormatan Republik Ceko di Surabaya, dan masih ada sederet gelar lain.
Hingga awal 1980-an, semua itu tak pernah terbayang di benak Hermawan. Statusnya sebagai guru di SMAK St. Louis membuat Hermawan seolah tak mungkin menekuni dunia pemasaran.
Hermawan berstatus sebagai guru di St. Louis hingga 1985. Sebelumnya, selama lima tahun dia membaktikan diri di SMP Sasana Bhakti. Di sekolah menengah pertama itu, pria yang berulang tahun tiap 18 November tersebut pernah mencatat sebuah prestasi. Yakni, menjadi kepala sekolah di usia yang masih belia, 20 tahun.
"Hingga kini, saya masih yakin bahwa saya termasuk salah seorang kepala sekolah SMP termuda di Surabaya," ucapnya kemudian tertawa kecil.
Melihat Hermawan saat ini, tentu tak ada yang meragukan kemapanannya di bidang finansial. Tapi saat muda, dia mengaku harus melalui jalan hidup yang sulit. "Menjadi guru itu juga karena saya kepepet ekonomi," kenangnya.
Nasibnya berubah setelah dia diminta menjadi manajer distribusi oleh salah seorang bekas muridnya, Kindarto Kohar. Kindarto adalah pemilik PT Panggung, sebuah perusahaan yang memegang lisensi peredaran produk elektronik dari JVC, Teac, Maxell, dan sejumlah produk lainnya.
Hermawan memutuskan fokus pada pekerjaan barunya. Profesi sebagai guru matematika dan fisika itu dilepas. Di PT Panggung, karir Hermawan terus menanjak sehingga menjadi general manager. Kendati hanya dua tahun berkiprah di PT Panggung, Hermawan berhasil meletakkan dasar distribusi yang kukuh.
''Saya menghilangkan agen-agen PT Panggung dan membentuk jalur distribusi sendiri," kenangnya. "Cara itu dalam jangka pendek memang menyurutkan angka penjualan. Namun, ke depannya sangat bagus untuk kenaikan pendapatan," tambahnya.
Kinerja Hermawan kemudian menarik perhatian Poetra Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna sebelum dijual ke PT Philip Morris sekarang. Dia menempati jabatan sebagai direktur distribusi. Dengan status itu, Hermawan merasa laju evolusi pemikiran dan kemampuan marketing-nya bertambah drastis.
Maklum saja, dia mendapat partner bagus dalam berdiskusi marketing. Yakni, sang bos sendiri, Poetra Sampoerna. ''Pernah selama lima jam, saya dan Pak Poetra berdiskusi soal marketing,'' ungkapnya.
Dari perbincangan-perbincangan intens seperti itu, Hermawan mendapat satu "mantra marketing" yang terus diingatnya hingga kini. Yakni, it is better to be a little bit different than to be a little bit better (lebih baik menjadi sedikit berbeda daripada menjadi sedikit lebih baik). Dari sinilah, Hermawan mengembangkan konsep tiga kredo utama. Yakni PDB (positioning, diferentiation, branding).
Pada 1990, Hermawan keluar dari PT HM Sampoerna dan kemudian mendirikan MarkPlus, sebuah perusahaan konsultan marketing berikut riset dan training. Setelah itu, Hermawan "terbang" semakin tinggi. Sejumlah konsep baru ditelurkan. Klien-klien kakap pun tertarik menggunakan jasanya untuk me-renew strategi marketing. Di antaranya United Tractor (Komatsu), Indofood, Semen Gresik Group, dan Goodyear Indonesia.
Seiring dengan itu, namanya mulai dikenal di luar negeri. Tonggak pertamanya dicatatkan ketika dia ditahbiskan sebagai presiden marketing Asia Pasifik. Saat itu, dia bertemu dengan Philip Kotler, bapak marketing modern, dalam sebuah konferensi marketing di Moskow pada 1998.
Setelah menulis buku bersama Philip, namanya terus berkibar. Dua tahun lalu, dia dianggap sebagai 50 guru yang mengubah konsep marketing di era modern ini. "Rasanya tak terbayangkan, namun semuanya bisa terjadi,'' jawabnya ketika ditanya bagaimana perasaannya ketika menoleh kepada dirinya 30 tahun lalu.
Apa ada impian yang masih ingin diwujudkan saat ini? Hermawan menggelengkan kepala. "Rasanya, saya sudah mendapatkan semua. Saya hanya ingin enjoy dan tetap mewarnai dunia marketing yang sangat saya cintai ini," tuturnya. (ano/ayi)
Dari http://www.jawapos.co.id/evergreen/index.php?act=detail&nid=37706
|
]