| ]




Dua hari lalu, sekitar jam delapan malam……

Malam itu saya sedang kecapaian karena seharian mengukur jalan…..menyusuri jalan raya untuk urusan kantor, sehingga usai makan malam d irumah, langsung membaringkan badan di ruang keluarga, sambil menikmati alunan suara istri saya yang meninggi karena gusar dan gemas ngajarin anak saya yang kelas 1 SD tak kunjung paham belajar tentang membaca Jam / waktu.

Di ruang itu, selain saya serta “Bu Guru” dan “Murid” nya, adapula anak saya yang masih bayi, baru umur 5 bulan dan sepertinya sedang dalam masa pencarian jati diri, karena dari tadi terdengar asyik mengeluarkan berbagai macam suara dari mulut kecilnya…sambil terlentang sementara kakinya menghentak-hentak kasur.

Terpancing oleh kelucuan suara si kecil yang mengeluarkan bermacam suara aneh dipadu dengan dialog guru dan murid yang menggemaskan, saya bangun dan meramaikan suasana dengan bercanda sama si kecil.

Ternyata keikutsertaan saya meramaikan suasana memancing emosi sang 'Ibu Guru' yang kemudian murka dan menuduh saya tidak mendukung suasana belajar-mengajar, karena sang murid jadi terganggu konsentrasinya…lebih terfokus ke mata pelajaran hentak kaki dan testing berbagai macam suara yang saya lakukan bersama pendekar mungil berusia 5 bulan!

Sang 'Ibu Guru' colong playu, kabur ke dapur dan membantu asistennya (pembantu) masak lalu mencuci pakaian!

Hanya 5 menit sejak istri saya kabur dari arena, anak saya yang besar sudah beralih profesi menjadi sutradara permainan boneka, bermain dengan puluhan boneka kecilnya…dan mencampakkan buku pelajarannya, sedang si bayi kini tampak khidmat melakukan ritual yang menimbulkan aroma tak sedap… Rupanya beliau pup, Be – A – Be, Buang Air Besar!!

Saya segera mengutus sang sutradara untuk memanggil ibunya di ruang belakang agar segera mengurusi hajat si bayi, membersihkan popok dan bayinya, namun ternyata utusan saya muncul dengan kabar mengecewakan, karena istri saya melalui utusan saya tadi bilang agar saya sebagai Kepala Pemerintahan di rumah tersebut, ngurus bersih-bersih sisa hajatan bayi!

Tiga kali utusan bolak-balik ke depan dan belakang dengan hasil tak mufakat, yang berarti saya dipaksa bersihin popok dan seterusnya, sayapun menemukan ego sang pemimpin!

Rasa capai kembali merasuki jiwa, emosi menyusup buluh nadi…saya bangkit dari pembaringan dan menuju dua buah pintu yang memisahkan ruang tengah dengan dapur dan tempat cuci. Kedua pintu saya kunci dari dalam, lalu saya tanpa keahlian yang cukup meraih jabang bayi yang mulai menemukan suara favouritnya (menangis keras-keras) dan memberanikan diri membuka popoknya dan seterusnya.

Tanpa keahlian yang cukup, gak aneh kalo hasilnya adalah kotoran bayi menyebar keberbagai penjuru ruangan, selain melebar keseluruh badan si jabang bayi…

Saya coba tidak panik, namun tetap bertindak dengan tensi tinggi…emosi…ego…

Saya ingat bahwa istri selalu menggunakan tissue basah untuk membersihkan bayi usai pup, saya coba cari tissue basah, ternyata tinggal selembar!

Karena tak cukup untuk membersihkan sampai tuntas dengan satu lembar tissue basah, saya segera membawa si jabang bayi ke kamar mandi di kamar utama, tanpa pikir panjang, badannya saya celupkan ke bath tub yang kebetulan berisi air setinggi 20cm-an. Mungkin karena air di bath tub dingin, tangis si jabang bayi makin kencang.

Istri saya terpanggil naluri keibuannya, berlari menuju ke dalam. Namun dia terhalang pintu yang saya kunci dari dalam! Saya tersenyum puas….merasakan kemenangan!

Terdengan ketukan dan teriakan bertubi-tubi, dan nada cemas seorang peri baik budi yang ingin membela mahluk teraniaya…

Setelah terasa cukup bersih badan si bayi, saya menuju kamar dan menyelimuti badan bayi sambil mencari popok dan asesoris lainnya. Tangisnya mereda, namun hal tersebut tetap belum mampu meredakan kecemasan istri saya….terbukti dia sempat pindah posisi, mengetuk pintu depan….berarti dia memutar lewat lorong di samping rumah, perjuangan yang patut diacungi jempol.

Dan perang belum berakhir, dengan congkak saya melarang anak perempuan saya membukakan pintu……agar kecemasan lawan saya semakin menyiksanya….

Jabang bayi yang telah usai menangis, terlelap di gendongan saya….saya merasakan kemenangan sebagai lelaki yang bisa juga mengurus bayi!

Saya lupa bahwa jika dinilai antara 1 – 10, paling saya cuma dapet nilai 3 untuk keberhasilan menidurkan bayi, sedangkan dampak tercemarnya lingkungan oleh kotoran bayi serta aroma semerbak khas pup bayi yang mencemari udara ruangan menyumbang poin NOL BESAR!!!

Padahal saat saya lihat istri saya melakukan tugas tersebut, kelihatannya mudah…..

Karena tak tahan dengan teror ketukan pintu serta teriakan pahlawan yang tersumbat aspirasinya, tak sampai 15 menit kemudian, akhirnya saya bukakan pintu untuk sang peri agar bisa melimpahkan kasihnya kepada jabang bayi.

Dua hari setelah kejadian berlalu, dua hari sudah saya dicuekin sama istri karena kejadian malam itu…. Sekarang saya sedang mencari jalan untuk mencapai rekonsiliasi, sambil menyusun kalimat untuk mengakui ( lagi ) kehebatan seorang Ibu.

Semoga istri saya tahu, sejujurnya saya semakin sayang dia…

Semoga anak-anak saya tahu, saya makin rela dijadikan pelampiasan rasa kesal anak-anak saya kelak saat mereka berbeda pandangan dengan ibunya.

Salam taklim untuk semua perempuan….semua Ibu di muka Bumi…

| ]


Hermawan Kartajaya termasuk sosok langka di Surabaya. Lahir dan dibesarkan di metropolis, kini dia telah menjadi warga dunia. Berbagai jabatan tingkat internasional disandang berkat kompetensinya di dunia marketing.

Saat ini, selain menjadi founder MarkPlus Inc. ayah dua anak itu tercatat sebagai presiden Asosiasi Marketing Dunia, salah seorang di antara 50 guru marketing dunia, konsul kehormatan Republik Ceko di Surabaya, dan masih ada sederet gelar lain.

Hingga awal 1980-an, semua itu tak pernah terbayang di benak Hermawan. Statusnya sebagai guru di SMAK St. Louis membuat Hermawan seolah tak mungkin menekuni dunia pemasaran.

Hermawan berstatus sebagai guru di St. Louis hingga 1985. Sebelumnya, selama lima tahun dia membaktikan diri di SMP Sasana Bhakti. Di sekolah menengah pertama itu, pria yang berulang tahun tiap 18 November tersebut pernah mencatat sebuah prestasi. Yakni, menjadi kepala sekolah di usia yang masih belia, 20 tahun.

"Hingga kini, saya masih yakin bahwa saya termasuk salah seorang kepala sekolah SMP termuda di Surabaya," ucapnya kemudian tertawa kecil.

Melihat Hermawan saat ini, tentu tak ada yang meragukan kemapanannya di bidang finansial. Tapi saat muda, dia mengaku harus melalui jalan hidup yang sulit. "Menjadi guru itu juga karena saya kepepet ekonomi," kenangnya.

Nasibnya berubah setelah dia diminta menjadi manajer distribusi oleh salah seorang bekas muridnya, Kindarto Kohar. Kindarto adalah pemilik PT Panggung, sebuah perusahaan yang memegang lisensi peredaran produk elektronik dari JVC, Teac, Maxell, dan sejumlah produk lainnya.

Hermawan memutuskan fokus pada pekerjaan barunya. Profesi sebagai guru matematika dan fisika itu dilepas. Di PT Panggung, karir Hermawan terus menanjak sehingga menjadi general manager. Kendati hanya dua tahun berkiprah di PT Panggung, Hermawan berhasil meletakkan dasar distribusi yang kukuh.

''Saya menghilangkan agen-agen PT Panggung dan membentuk jalur distribusi sendiri," kenangnya. "Cara itu dalam jangka pendek memang menyurutkan angka penjualan. Namun, ke depannya sangat bagus untuk kenaikan pendapatan," tambahnya.

Kinerja Hermawan kemudian menarik perhatian Poetra Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna sebelum dijual ke PT Philip Morris sekarang. Dia menempati jabatan sebagai direktur distribusi. Dengan status itu, Hermawan merasa laju evolusi pemikiran dan kemampuan marketing-nya bertambah drastis.

Maklum saja, dia mendapat partner bagus dalam berdiskusi marketing. Yakni, sang bos sendiri, Poetra Sampoerna. ''Pernah selama lima jam, saya dan Pak Poetra berdiskusi soal marketing,'' ungkapnya.

Dari perbincangan-perbincangan intens seperti itu, Hermawan mendapat satu "mantra marketing" yang terus diingatnya hingga kini. Yakni, it is better to be a little bit different than to be a little bit better (lebih baik menjadi sedikit berbeda daripada menjadi sedikit lebih baik). Dari sinilah, Hermawan mengembangkan konsep tiga kredo utama. Yakni PDB (positioning, diferentiation, branding).

Pada 1990, Hermawan keluar dari PT HM Sampoerna dan kemudian mendirikan MarkPlus, sebuah perusahaan konsultan marketing berikut riset dan training. Setelah itu, Hermawan "terbang" semakin tinggi. Sejumlah konsep baru ditelurkan. Klien-klien kakap pun tertarik menggunakan jasanya untuk me-renew strategi marketing. Di antaranya United Tractor (Komatsu), Indofood, Semen Gresik Group, dan Goodyear Indonesia.

Seiring dengan itu, namanya mulai dikenal di luar negeri. Tonggak pertamanya dicatatkan ketika dia ditahbiskan sebagai presiden marketing Asia Pasifik. Saat itu, dia bertemu dengan Philip Kotler, bapak marketing modern, dalam sebuah konferensi marketing di Moskow pada 1998.

Setelah menulis buku bersama Philip, namanya terus berkibar. Dua tahun lalu, dia dianggap sebagai 50 guru yang mengubah konsep marketing di era modern ini. "Rasanya tak terbayangkan, namun semuanya bisa terjadi,'' jawabnya ketika ditanya bagaimana perasaannya ketika menoleh kepada dirinya 30 tahun lalu.

Apa ada impian yang masih ingin diwujudkan saat ini? Hermawan menggelengkan kepala. "Rasanya, saya sudah mendapatkan semua. Saya hanya ingin enjoy dan tetap mewarnai dunia marketing yang sangat saya cintai ini," tuturnya. (ano/ayi)

Dari http://www.jawapos.co.id/evergreen/index.php?act=detail&nid=37706

| ]


INILAH.COM,

Jakarta – Inflasi dan harga bahan bangunan boleh tinggi, para investor di bisnis properti tidak keder. Pasar properti tetap menggiurkan. Imbal hasilnya pun jauh lebih tinggi ketimbang negara lain di Asia.

M Dindien Ridhotulloh

Perusahaan konsultan properti Global Property Guide baru-baru ini melaporkan, imbal hasil kotor tahunan dari sewa apartemen di Indonesia mencapai 13,4%. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia.

Managing Director PT Colliers International Indonesia Michael Broomell sempat memperkirakan imbal hasil (yield) investasi properti di Indonesia mencapai 8%. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari sektor properti di Singapura yang hanya 2-3%.

Rata-rata hasil survei menunjukkan, imbal hasil investasi di bidang properti berkisar 7-14% per tahun, bergantung pada jenis properti. Pendapatan investasi pada gedung perkantoran diperkirakan 7% dan untuk pusat perbelanjaan 13%.

Investasi pada dua jenis properti itu biasanya dilakukan investor institusi yang memiliki dana besar. Apartemen memberikan tingkat imbal hasil 13-14% per tahun. Artinya, investasi di sektor ini juga tetap menggiurkan.

Memang, hasil survei BI menyebutkan bahwa indeks harga properti triwulan I 2008 relatif sama dengan triwulan sebelumnya, yakni 1,04%. Tapi, secara tahunan, indeks harga meningkat lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya, yakni dari 4,16% menjadi 4,68%.

Khusus untuk wilayah Jabotabek, kenaikan harga rumah secara triwulanan maupun tahunan melambat dibandingkan triwulan IV 2007 (0,17%).

Hasil survei BI juga menemukan fakta bahwa pada triwulan IV 2007 kenaikan harga terjadi pada semua tipe rumah. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada tipe rumah menengah, yakni 1,52%.

Berdasarkan wilayah, Bandung membukukan peningkatan harga rumah tertinggi, yakni 2,44%, terutama pada rumah tipe menengah (5,21%). Harga rumah di Jabodetabek pada periode yang sama hanya naik 1,54%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (1,15%).

Banyak cara untuk berinvestasi di bisnis properti. Bisa memulainya dengan membeli rumah tinggal, ruko, membangun rumah sewaan, bangunan komersial lain atau tanah kosong.

Dari semua pilihan itu, membeli dan menjual rumah sewaan lebih baik dipilih bagi mereka yang baru akan mulai berinvestasi di bisnis properti. Berikutnya, sedikit-sedikit menabung dari hasil sewa untuk diinvestasikan kembali.

Yang paling sering dilakukan investor pemula di sektor properti adalah seperti dilakoni orang-orang Betawi, yakni membuat rumah sewaan alias rumah kos. Cara ini dinilai lebih mudah dengan risiko lebih kecil.

Dengan menjadi induk semang, pemilik rumah kos bisa mengontrol sendiri anggaran sekaligus mengestimasi berapa cost dan return-nya.

Investasi yang lebih canggih adalah membangun hunian kemudian menjualnya lagi. Kontrol sendiri, kemudian menjualnya juga sendiri.

Penting sekali memahami mengapa properti sering jadi pilihan utama untuk mengembangkan harta kekayaan. Tapi, bisnis jenis ini bukan tanpa risiko. Seperti investasi lainnya, bisnis kontrakan juga punya kendala. Misalnya, para penyewa telat bayar, pindah tanpa memberitahu, bangunan rusak.

Jenis investasi properti lainnya adalah membeli hunian atau apartemen untuk kemudian disewakan atau dijual kembali saat harga tinggi. Untuk tipe investasi seperti ini, ada baiknya mengikuti saran Adler Haymans Manurung, pengamat investasi dan pasar modal.

“Jangan lupa investasi properti, lakukan diversifikasi di beberapa tempat, dan variasikan bentuk propertinya. Lalu, ikuti perkembangan wilayah/lokasinya dan ketahui pula kondisi legalitas surat-surat propertinya,” papar Adler.

Salah satu hal paling menarik dari investasi di properti adalah bahwa sistemnya dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk menggunakan uang pihak lain untuk berinvestasi.

Investasi properti yang lebih canggih adalah membangun hunian skala besar. Banyak contoh sukses di bisnis jenis ini. Salah satunya dicatat Ciputra dan Mochtar Riyadi.
Jadi, segera tentukan pilihan berinvestasi di sektor properti. Anda tinggal menunggu pundi-pundi keuntungan bertambah dengan pelan tapi pasti.



Imbal hasil investasi properti di Indonesia mencapai 8%

Dari:Investasi Property

Imbal hasil (yield) sektor properti di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 8%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari sektor properti di Singapura yang hanya sebesar 2% hingga 3%.

Michael Broomell, Managing Director PT Colliers International Indonesia, mengatakan tingginya selisih imbal hasil tersebut membuat investasi sektor properti di Indonesia, jauh lebih menarik dibandingkan dengan negara lain.

Dia yakin krisis sekuritisasi kredit pemilikan rumah berkualitas rendah (subprime mortgage) di Amerika Serikat (AS) tidak berdampak negatif bagi sektor properti di Indonesia.

“Tidak terlalu negatif [dampak krisis subprime bagi Indonesia], karena sebagian besar investor yang datang ke Indonesia dan negara di Asia Pasifik lainnya adalah investor dari Timur Tengah. Mereka punya banyak uang,” ujar Broomell kepada Bisnis kemarin.

Namun, imbal hasil yang tinggi tersebut belum memperhitungkan besaran pajak yang harus dibayar pada setiap transaksi jual-beli properti, yang bisa mencapai hingga 25% dari nilai transaksi.

Selain itu, masalah pembatasan kepemilikan properti bagi warga negara asing juga menjadi masalah utama yang membuat investasi pada sektor properti di Indonesia masih kurang menarik.

“Masalahnya adalah pada kepemilikan. Orang asing masih belum diperbolehkan memiliki properti di Indonesia,” tambah Broomell.

Dia juga yakin Indonesia akan mampu mempertahankan stabilitas politik, bahkan saat pemilihan umum (Pemilu) berlangsung pada 2009, sehingga permintaan di sektor properti diperkirakan terus meningkat.

Krisis subprime mortgage di AS bahkan memberikan dampak positif pada sektor properti di Indonesia, karena penurunan suku bunga bank sentral AS akan turut menyeret penurunan suku bunga di Indonesia.

Penurunan suku bunga tersebut akan berdampak pada penurunan suku bunga kredit kepemilikan properti, sehingga permintaan di sektor tersebut diyakini akan terus meningkat.

Pasar sewa

Dalam kesempatan itu, Broomell juga menyebutkan permintaan untuk ruang perkantoran sewa di Indonesia pada tahun ini akan meningkat, jauh melebihi permintaan untuk kepemilikan (strata title).

Para investor Timur Tengah saat ini aktif melakukan investasi pada berbagai sektor di negara-negara Asia Pasifik, termasuk Indonesia. Kegiatan bisnis mereka itu membutuhkan ruang-ruang perkantoran sewa, yang akan meningkatkan permintaan di sektor itu.

“Investor dari Timur Tengah, Hong Kong, Singapura, dan AS juga banyak melakukan ekspansi di kawasan Asia Pasifik. Mereka berinvestasi di beragam sektor, yang pastinya membutuhkan ruang perkantoran,” kata Broomell yakin.

Colliers International Indonesia, perusahaan konsultan properti yang merupakan bagian dari Colliers International, juga melihat peluang bisnis dalam penyediaan rumah sewa untuk para ekspatriat di Indonesia akan meningkat.

“Kami [Colliers] nantinya akan menambah fokus kami yaitu ekspatriat housing [perumahan untuk ekspatriat],” kata Manager Marketing & Communications Colliers International Indonesia Karina Dam, yang turut mendampingi Broomell.

Ekspansi perusahaan-perusahaan multinasional di Indonesia dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan kebutuhan rumah sewa bagi para ekspatriat yang bekerja di sini.

Oleh Yeni H. Simanjuntak
Bisnis Indonesia
Diposkan oleh citrakedaton di 17:59 0 komentar
Label:Rumah Jogja RUMAH DI JOGJAKARTA
Prospek Properti di Tengah Krisis

Indro Bagus SU Dari detikfinnance.com

Prospek bisnis properti di tengah krisis ternyata tidak seburuk yang diperkirakan banyak orang. Justru dengan adanya krisis akan menimbulkan titik keseimbangan baru pada sektor properti.

"Koreksi pasti ada, tapi justru ini menjadi ujian bagi pemain properti. Nantinya akan ada titik keseimbangan baru," ujar Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), Hiramsyah S Thaib usai acara peletakan batu pertama kompleks apartemen The Wave di kantor pemasaran Rasuna Epicentrum, Jl Rasuna Said, Jakarta, Sabtu (8/11/2008).

"Pengaruh krisis ekonomi terhadap tingkat demand dan supply memang sudah terasa, termasuk di kita (ELTY)," ungkap Hiramsyah.

Kendati demikian, Hiramsyah memandang positif dampak krisis terhadap bisnis di sektor properti secara keseluruhan. Menurutnya, justru dengan adanya krisis konsumen akan lebih selektif dalam memilih properti yang akan dibeli.

"Artinya, hanya pengembang properti yang kuat secara fundamental yang dapat bertahan dalam krisis ini," ujar Hiramsyah.

Ia menambahkan, dari pihak pengembang adanya krisis akan mengingatkan para pengembang bahwa dalam persaingan dibutuhkan fundamental yang kuat.

"Ini akan menguji masing-masing pengembang. Mereka akan bertanya pada diri mereka sendiri apakah fundamental saya sudah kuat," terang Hiramsyah.

Di sisi lain, Hiramsyah mengatakan, perbankan yang kini lebih selektif dalam mengucurkan kreditnya akan membuktikan pengembang properti mana yang oleh bank dinilai kuat secara fundamental.

"Jadi penilaian kuat tidaknya fundamental juga dilakukan oleh pihak luar yaitu perbankan," terang Hiramsyah.

Menurut Hiramsyah, tindakan tersebut akan memunculkan pengetatan likuiditas di sektor properti. Namun ia mengatakan itu bukanlah suatu hal yang negatif.

"Karena bank lebih selektif dalam kreditnya, akhirnya banyak pengembang yang akan terseleksi. Dan pengembang yang tidak mendapat pendanaan bank akan menunda proyek-proyeknya. Ini suatu hal positif bagi pengembang yang dapat bertahan dengan dananya," papar Hiramsyah.

Mengapa demikian? Menurut Hiramsyah, dengan banyak tertundanya proyek-proyek properti dari pengembang-pengembang yang kesulitan dana berarti telah membalikkan keadaan dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Sebelumnya bisnis properti itu kan sangat ramai sehingga kita perkirakan akan terjadi kelebihan supply. Dengan banyaknya proyek properti yang tertunda, keadaannya berbalik, yang terjadi malah kelebihan permintaan. Ini suatu keuntungan bagi pengembang yang dapat bertahan," jelas Hiramsyah.

Dari segi biaya produksi, banyaknya pengembang yang menunda proyeknya justru membawa dampak positif yaitu menurunnya harga-harga bahan baku.

"Akibat banyak yang menunda proyek propertinya, permintaan bahan baku properti menurun tajam, sehingga harga-harga menjadi turun. Ini memberikan keuntungan bagi pengembang yang tetap melanjutkan proyeknya," ulas Hiramsyah.

Menurutnya, harga-harga bahan baku properti seperti baja sudah turun cukup besar selama krisis. Begitupun dengan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

Kendati banyak memberikan dampak positif, Hiramsyah mengakui bahwa dalam proyek-proyek properti ELTY dampak negatif krisis sudah terasa.

"Kalau di landed residential seperti di Bogor Nirwana, kenaikan suku bunga cukup terasa dampaknya, tapi tidak terlalu besar," ulas Hiramsyah.

Sementara di properti apartemen, konsumen cenderung lebih banyak berpikir sebelum membeli apartemen.

"Untuk apartemen, pengaruhnya terutama pada konsumen yang mau beli baru. Mereka cenderung wait and see," ujar Hiramsyah.

Meski demikian, ia optimistis proyek-proyek properti tidak akan terkoreksi tajam. Menurut Hiramsyah, fundamental perseroan yang kuat akan mendorong konsumen melihat properti perseroan sebagai pilihan bagus.

"Kami optimistis konsumen akan melihat proyek-proyek kami sebagai pilihan utama. Sebab fundamental kami cukup kuat di tengah krisis. Pembiayaan tidak ada masalah. Pengerjaan proyek juga sesuai target semua. Jadi tidak ada masalah," ujarnya.(dro/ir)



Spesifikasi Ayodhya Citra




Pekerjaan Pasangan Pondasi : Batu kali, spesi 1: 3:10
(Kedalaman 70 cm, lebar tapak 70 cm)
Dinding : Batu bata, plester, Spesi 1:3:10
Pekerjaan Beton Sloff : 15/20, besi 4-d8, begel d6-20
Kolom praktis : 15/15, besi 4-d8, begel d6-20
Ring balk : 15/20, besi 4-d8, begel d6-20
Pekerjaan Atap Rangka atap :
Nok, Jurai : 8/12 kruing
Gording, Murplat : 6/12 kruing
Usuk : 5/7 kruing
Reng : 2/3 kruing
Genteng : Genteng beton flat merek Arcon, atau setara
Lisplank : 2/20 Bangkirai, finishing mowillex akasia warna kayu
Talang : Seng Bjls-30, 60 cm
Pekerjaan Kayu Kusen : 6/12 jati
Daun pintu :
pintu utama : panil jati,
pintu KM/WC : teakwood, ram jati, lapis aluwood
Daun jendela : ram jati 8 cm, kaca gelap 5 mm
Pekerjaan Plafond Lantai 1 : gypsum, list gypsum, rangka meranti
Plafond luar dan KM : kalsiboard, rangka meranti
Pekerjaan Keramik Lantai ruang : Hercules 40x40 tipe Corona Beige atau setara
Lantai teras : Hercules 40x40 tipe Lariza Brown atau setara
Lantai KM : Roman Gress 20/20 tipe Granit abu muda, atau setara
Dinding KM : Roman 20/25 tipe Lavenia Light Blue/Brown, atau setara
List KM : Listello 8/20 Delta Blue/Brown, atau setara
Sanitair dan Dapur Kloset duduk : Ina warna putih
Kitchen zink : merk Royal dengan Grill tipe SB-01, atau setara
Kran, kran bebek : merk Tahoo, atau setara
Bak mandi : lapis keramik
Tempat sabun : merk Data warna putih
Pekerjaan Cat dan Melamine Cat dinding dalam : Catylac
Cat dinding luar : Catylac
Cat plafond : Maxilite
Finishing kusen : melamine
Pekerjaan Plumbing Saluran air bersih : pipa PVC d ½” Wavin
Saluran air kotor : pipa PVC d 3” Wavin
Saluran air tinja : pipa PVC d 4” Wavin
Saluran air hujan : pipa PVC d 4” Wavin
Pompa air : panasonik GA 125
Tandon air : Penguin 500 lt
Pekerjan Listrik Daya : 1300 Watt
Fitting : merk Broco
Saklar : merk Broco
Stop kontak : merk Broco
Batu Alam Batu alam : setara batu lempeng
Diposkan oleh citrakedaton di 23:13 0 komentar
Label:Rumah Jogja Rumah, Yogyakarta


Testimoni Penghuni

Bpk. Abem: Ayodhya Citra C-9

Membeli rumah, baik di Yogyakarta maupun membeli rumah dilain tempat ibarat mencari pasangan hidup, tidak bisa sembarangan, dan membutuhkan banyak pertimbangan, terutama dari segi harga dan luas bangunan yang dibutuhkan. Karenanya,lebih dari dua tahun saya mencari rumah diberbagai lokasi Perumahan di Yogyakarta, dengan sejumlah kriteria sesuai keinginan saya dan keluarga serta mempertimbangkan masukan dari banyak pihak.

Saya dan istri memilih Perumahan Ayodhya Citra, pertama karena berdasar pengamatan kami atas sejumlah Perumahan yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton di Yogyakarta terbukti menjadi hunian yang “hidup”, ditempati oleh pembelinya, dan dari waktu kewaktu terlihat semakin semarak, dengan kwalitas bangunan yang terjaga kebersihan maupun keawetan fisik bangunannya. Hal ini tampak dari Perumahan Citra Graha Yogyakarta, Perumahan Griya Citra Yogyakarta, dan lain-lain ( Red: Perumahan lain yang dibangun oleh PT. Citra kedaton adalah: Perumahan Citra Kedaton 1 Yogyakarta, Perumahan Citra Kedaton 2 Yogyakarta, Perumahan Tiara Citra 1 Yogyakarta, Perumahan Tiara Citra 2 Yogyakarta, Perumahan Citra Nirwana Yogyakarta, Perumahan Ayodhya Citra 1 Yogyakarta dan Perumahan Ayodhya Citra 2 Yogyakarta).

Kedua, dibanding Perumahan di Yogyakarta lainnya, Perumahan Ayodhya Citra ini lokasinya terbilang cukup dekat dengan rumah orang tua, sehingga saya cukup mengenal lingkungan Perumahan Ayodhya Citra. Jarak menuju tempat kerja saya maupun istri juga tak terlampau jauh.

Ketiga, setelah melihat sejumlah perumahan di Yogyakarta yang sebagian besar hanya terdiri dari belasan unit rumah, pilihan saya jatuh ke Perumahan Ayodhya Citra yang terdiri dari lebih seratus unit rumah dalam satu kawasan perumahan,dengan fasilitas umum dan fasilitas sosial berupa jalan lingkungan, taman bermain yang tertata, dan lain-lain, sehingga akan menjadi tempat yang cukup representative untuk bersosialisasi maupun bermain bagi anak-anak saya.Ibarat makan direstoran, sebisa mungkin dengan harga yang terjangkau kita bias makan sepuasnya dengan banyak pilihan menu. ( Red: Perumahan Ayodhya Citra 1 dan Perumahan Ayodhya Citra 2 Yogyakarta dikelilingi oleh sejumlah Universitas ternama di kota Yogyakarta, sangat dekat dengan Sekolah Internasional Budi Mulia, cukup dekat dengan berbagai pusat perbelanjaan seperti Makro, Carefour, Ambarukmo Plaza Yogyakarta, bahkan jaraknya kurang dari sepuluh menit dari Bandara Adi Sucipto Yogyakarta, serta tak terlalu jauh dari Rumah Sakit Jogjakarta International Hospital.)

Berikutnya, saya memilih Perumahan Ayodhya Citra 1 Yogyakarta, karena dari sisi legalitas, selama ini takpernah terdengar adanya keluhan dari konsumen PT. Citra Kedaton Yogyakarta atas legalitas dari Perumahan yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton Yogyakarta. Hal ini penting dipertimbangkan karena menyangkut masalah hukum dan berkaitan dengan keamanan atas nilai investasi yang kita keluarkan.

Terakhir, berkaitan dengan alasan pertama diatas, saya memilih perumahan Ayodhya Citra karena sebagaimana Perumahan yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton lainnya, saya melihat perkembangan penjualan kavling di Ayodhya Citra yang sejak awal saya amati cukup cepat, setiap kali saya memasuki kawasan Ayodhya Citra selalu ada penambahan unit yang dibangun, sehingga saya yakin bahwa Perumahan Ayodhya Citra memiliki kwalitas yang bagus sehingga bisa terjual dengan cepat, dan saya yakin Perumahan Ayodhya Citra Yogyakarta akan menjadi hunian yang berkembang(tanpa khawatir bahwa jika tingal di Perumahan Ayodhya Citra Yogyakarta akan menjadi penghuni tanpa tetangga).



PROSPEK PERMINTAAN PROPERTI RESIDENTIAL

STUDI KASUS DIY
Oleh: Tjahjo Oetomo ( Pemimpin Bank Indonesia Yogyakarta ).

Syarat minimal masyarakat sejahtera bila kebutuhanpokok berupa Pangan, Sandang, dan Papan telah terpenuhi. Pada jaman sekarang Pangan dan Sandang relatif mudah ditemui, sedangkan pemenuhan papan masih banyak kendala. Kendala yang paling dominan adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk memperoleh papan/rumah, apalagi di Yogyakarta
Mahalnya rumah di DIY tidak terlepas oleh tingginya permintaan yang juga mendoron tingginya harga bahan baku. Permintaan yang tinggi ini sudah tampak terlihat ketika kecendrungan masyarakat DIY, khususnya pendatang, yang lebih memilih rumah modern (rumah bertembok) disbanding rumah tradisional (yang terbuat dari kayu atau bambu).

Permintaan Properti
Peningkatan Indeks Harga Properti Residensial ( IHPR ) searah dengan peningkatan Produk Domestik Bruto ( PDB ) DIY dan ada beberapa pengaruh musiman yang memberi indeks yang cukup signifikan khususnya di triwulan I kecuali pada tahun 2007
( sebagai akibat dari gempa bumi 27 Mei 2006 ). Peningkatan indeks yang cukup tinggi tersebut umumnya disebabkan adanya peningkatan permintaan menjelang tahun ajaran baru yang umumnya jatuh pada triwulan II.

Berdasar survey Bank Indonesia ( 2004 ), beberapa latar belakang mengapa mereka tertarik untuk memiliki tempat tinggal di Yogyakarta, diantaranya adalah karakteristik kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan, dan hal ini adalah factor utama yang menentukan dinamika bisnis property residensial ( rumah tinggal ). Selain itu factor ketenangan dan kenyamanan juga penting bagi masyarakat yang bekerja diluar kota dalam memutuskan untuk mempunyai tempat tinggal di Yogyakarta. Hal ini dapat dibuktikan bahwa ternyata Yogyakarta juga mendapat predikat baru yaitu kota lansia.
Banyak orang yang memutuskan menghabiskan sisa waktu hidup dengan menetap diYogyakarta.

Faktor lainnya yang berkaitan dengan perkembangan bisnis property residensial adalah luas propinsi DIY yang relative terbatas jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tinggal di wilayah tersebut. Dengan kondisi ini, apabila terdapat peningkatan permintaan terhadap perumahan, para pengembang akan terdorong memperluas usahanya dengan cara membangun proyek-proyek erumahan di lahan-lahan baru yang jumlahnya terbatas disekitar kota Yogyakarta sehingga harga tanah terdongkrak naik. Hal tersebut yang menyebabkan mengapa naiknya permintaan perumahan yang berlangsung terus menerus langsung direspon oleh peningkatan harga dan menjadikan rata-rata level harga rumah di DIY hamper menyamai level harga rumah dikota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang.
Sementara itu, segmen pasar yang cukup menjadi prioritasd pengembang adalah segmen rumah ukuran kecil dengan segmen harga sederhana dan menengah, terbukti dengan pergerakan indeksnya rata-rata diatas IHPR.
* Disampaikan pada musda REI DIY Juli 2008

Menengah:
Tipe rumah diklasifikasikan menurut luas bangunan, yaitu:
- Rumah tipe kecil/ sederhana ( luas bangunan s.d 36 m2 )
- Rumah tipe menengah ( luas bangunan > 36 m2 s.d 70 m2 )

Target market diklasifikasikan menurut harga jual, yaitu :
- Rumah sangat sederhana ( harga < Rp 50.000.000,- )
- Rumah sederhana ( harga Rp 50.000.000,- s.d Rp 100.000.000,- )
- Rumah menengah ( harga > Rp100.000.000,- s.d Rp 250.000.000,- )
- Rumah menengah atas ( harga > 250.000.000,- s.d Rp 500.000.000,- )
- Rumah mewah ( harga > Rp 500.000.000,- )


Breaking News!!

Berlokasi dikawasan yang berkembang, dengan tingkat hunian yang telah mencapai lebih dari 50%, serta berbagai Fasum dan Fasos yang lengkap menjadikan Ayodhya Citra sebagai Cluster terbaik bagi anda.

Jarak menuju Bandara Internasional Adi Soetjipto Jogjakarta yang bisa ditempuh hanya dalam 7 menit perjalanan tentu sangat menguntungkan bagi anda yang memiliki mobilitas tinggi antar kota maupun antar negara.

Berbagai Universitas ternama, seperti UPN Veteran Jogjakarta, UII, Universitas Sanatha Dharma, INSTIPER, serta sekolah Internasional Budi Mulia yang dapat ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit dari Ayodhya Citra, juga menjadi nilai tambah bagi anda para dosen maupun bagi putra putri anda.

Ayodhya Citra sangat dekat dengan Stadion Internasional Maguwoharjo, Sleman maupun berbagai pusat perbelanjaan Modern seperti Makro, Carefour, Ambarukmo Plaza.

Ayodhya Citra memiliki akses cepat menuju Jogja International Hospital, sebuah sarana kesehatan berkelas Internasional.

Dengan berbagai kondisi diatas, dengan tulus kami mohon maaf karena telah membuat anda kesulitan dalam menemukan alasan untuk tidak segera memiliki hunian di Ayodhya Citra.









RUMAH DI JOGJAKARTA

Mencari Rumah di Jogjakarta, memiliki rumah di Jogjakarta, tinggal dirumah sendiri di Jogjakarta, adakah hali ini mengisi benak anda saat ini?

PT.Citra Kedaton menyediakan Hunian terbaik untuk anda yang sedang mencari Rumah di Jogjakarta. Jika anda mencari rumah di Jogjakarta, Rumah yang anda cari bisas ditemukan di kawasan hunian Ayodhya Citra Jogjakarta, yang dikembangkan oleh PT. Citra Kedaton.

PT. Citra Kedaton yang berada dikota Jogjakarta berusaha memberikan hunian terbaik untuk anda yang mencari rumah diJogjakarta. Dari sekian banyak pilihan Rumah di Jogjakarta, Rumah yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton di Jogjakarta merupakan alternative terbaik bagi anda, sekali lagi bagi anda yang sedang mencari Rumah di Jogjakarta, Perumahan yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton di Jogjakarta adalah alternative terbaik karena semua Perumahan yang telah dibangun oleh PT. Citra Kedaton selalu berkembang menjadi kawasan hunian yang hidup, dan menarik minat publik untuk menghuni kawasan disekitar Perumahan yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton.

Perumahan di Jogjakarta memiliki potensi yang sangat bagus untuk dijadikan sarana investasi jangka panjang. Hal ini karena didorong oleh predikat Kota Jogjakarta sebagai Kota Pelajar, Jogjakarta sebagai Kota Budaya, dan Jogjakarta sebagai Kota Pariwisata, padahal wilayah disekitar Kota Jogjakarta tidak terlalu luas sehingga harga tanah dan bangunan sangat cepat meningkat.

Dengan kondisi diatas, jika anda mencari Rumah di Jogjakarta sebagai hunian, secara tidak langsung anda juga menanam investasi untuk masa depan, dengan yield atau peningkatan nilai laba yang lebih tinggi dibandingkan jika anda membeli Rumah atau tanah didaerah lain.

Saat ini juga berkembang trend menjadikan Kota Jogjakarta sebagai tempat menikmati hari tua oleh para pensiunan, mengingat dinamika hidup masyarakat Jogjakarta yang tidak terlalu tergesa gesa dalam menjalankan rutinitas, dan kehidupan sosial antar warga yang memang sangat kondusif untuk menikmati masa tua, sehingga banyak sekali anak-anak yang membelikan Rumah di Jogjakarta sebagai hadiah untuk Orang Tua mereka.

Rumah di Jogjakarta identik dengan Rumah yang dibangun oleh PT. Citra Kedaton Jogjakarta.

Jadikan Jogjakarta sebagai rumah anda, karena Jogjakarta sangat senang menjadikan anda sebagai penghuninya.

Rumah di Jogjakarta adalah hunian nyaman sekaligus investasi untuk masa depan anda.

Memiliki Rumah di Jogjakarta adalah impian banyak orang, karena Jogjakarta begitu Berhati Nyaman.

Rumahku di Jogjakarta

Di Jogjakarta Rumahku berada

Aku punya Rumah di Jogjakarta

Salah satu rumahku ada di Jogjakarta

Aku suka tinggal dirumahku yang ada di Jogjakarta

Silahkan mampir di Rumahku jika anda pergi ke Jogjakarta



Type 80 (Hook)

A. LB / LT : 80 / 170 ( Kavling E1 )

Harga: Rp 367.500.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 147.000.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 220.500.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 7.536.249,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 5.130.594,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 3.423.704,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.936.399,- / bulan.

B. LB / LT : 80 / 170 Sudut / Hook ( Kavling D1 dan E1 )

Harga: Rp 385.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 1154.000.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 231.000.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 7.895.118,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 5.374.908,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 3.586.737,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 3.076.227,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 08386 8282 59


Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com

.




Type 70 (Hook)


A. LB / LT : 70 / 140 Sudut / Hook ( Kavling D13, F1, F2, F14, G1, dan G13 )

Harga: Rp 320.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 128.000.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 192.000.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 6.562.176,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 4.467.456,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.981.184,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.2.556.864,- / bulan.

B. LB / LT : 70 / 150 Sudut / Hook ( Kavling D2, D14, dan E8 )

Harga: Rp 329.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 131.600.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 197.400.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 6.746.737- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 4.593.103,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 3.065.030,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.628.776,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 08386 8282 59


Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com



Type 70

LB / LT : 70 / 140 ( Kavling D5, D7, D9, dan D11 )

Harga: Rp 304.500.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 121.800.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 182.700.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 6.244.321,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 4.251.064,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.836.783,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.433.016,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 08386 8282 59

Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com

.


Type 65


LB / LT : 65 / 130 ( Kavling D4, D6, D8, D10, D12, F4, F6, F8, F10, F12 )

Harga: Rp 282.500.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 113.000.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 169.500.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 5.793.171,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 3.943.926,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.631.827,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.257.232,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 08386 8282 59


Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com

.


Type 60

A. LB / LT : 60 / 120 ( Kavling E9, E11, E13, dan E15 )

Harga: Rp 262.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 104.800.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 157.200.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 5.372.782,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 3.657.730,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.440.844,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.093.432,- / bulan.

B. LB / LT : 60 / 125 ( Kavling F3, F5, F7, F9, F11, F13, F15, G3, G5, G7, G9, dan G11)

Harga: Rp 267.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 106.800.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 160.200.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 5.475.316,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 3.727.534,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.487.425,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 2.133.383,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 008386 8282 59

Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com
.

Type 55

A. LB / LT : 55 / 115 ( Kavling E2, E3, E4, E5, E6, dan E7 )

Harga: Rp 246.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 98.400.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 147.600.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 5.044.673,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 3.434.357,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.291.785,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 1.1.965.589,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 08386 8282 59


Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com


Type 50

A. LB / LT : 50 / 106 ( Kavling E10, E12, DAN E14)

Harga: Rp 225.000.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 90.000.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 135.000.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 4.614.030,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 3.141.180,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.096.145,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 1.797.795,- / bulan.

B. LB / LT : 50 / 112 ( Kavling G2, G4, G6, G8, G10, G12, G14, G16, dan G18 )

Harga: Rp 230.750.000,-

Skema Pembayaran :

1. Uang Muka ( 40% ) = Rp 92.300.000,-

2. Sisa Angsuran = Rp 138.450.000,-

KPR 3 Tahun, angsuran : Rp 4.731.944,- / bulan.

KPR 5 Tahun, angsuran : Rp 3.221.455,- / bulan.

KPR 10 Tahun, angsuran : Rp 2.149.713,- / bulan.

KPR 15 Tahun, angsuran : Rp 1.797.795,- / bulan.

KETERANGAN:

1. Tanda jadi Rp 2.500.000,- ( APABILA BATAL, uang tidak dapat dikembalikan ).

2. Uang Muka pertama paling lambat 2 minggu setelah tanda jadi.

3. Kelebihan atau kekurangan tanah akan diperhitungkan sesuai luasan di sertifikat.

4. Harga belum termasuk BBN dan BPHTB.

5. Bunga Bank dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dahulu.

6. Asumsi bunga saat ini adalah 14.5 %

7. Harga berlaku per 1 Oktober 2008 dan bisa berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan lebih dulu.

KETERANGAN LEBIH LANJUT BISA MENGHUBUNGI BAGIAN PENJUALAN:

Telp: 0274 683 9 686

HP : 08386 8282 59


Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com


.


Fasilitas AYODHYA CITRA



1. Taman
Taman adalah ruang terbuka yang bisa dipergunakan untuk kegiatan bersama. Besaran taman mengacu pada standar yang telah ditetapkan oleh Dinas Kimpraswilhub.
Jenis vegetasi dan elemen lain menyesuaikan dengan standar harga perumahan tersebut.
Pembuatan taman sudah harus dilaksanakan selambatnya sebelum masa serah terima kawasan kepada warga dan pemerintah kabupaten. Pengelolaan dan perawatan pasca serah terima bukan menjadi tanggung jawab pengembang.

2. Penerangan
Penerangan adalah titik lampu yang berada di luar kavling atau pada tiang jaringan listrik kawasan atau pada tempat-tempat lain yang diperkirakan perlu oleh pengembang yang ditujukan untuk penerangan jalan umum dan kawasan.
Jenis, tipe, dan jumlah titik lampu mengacu pada ijin yang diberikan PLN dan standar kelas perumahan.
Pengadaan penerangan jalan harus dilaksanakan selambatnya sebelum serah terima kawasan.

3. Pengelolaan satpam
Pengelolaan satpam adalah penyediaan pos satpam, rekruitmen anggota satpam, penyediaan segala perlengkapan standar, dan operasional selama 3 bulan pertama.
Pelaksanaan satpam dapat dimulai bila minimal 30% dari jumlah rumah sudah terisi atau berpenghuni, jumlah anggota satpam pada saat mulai operasional menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Pengelolaan satpam dan operasionalnya setelah 3 bulan menjadi tanggung jawab warga penghuni, termasuk menanggung gaji satpam dari iuran warga per kavling. Pengembang hanya membantu menambah dana operasional berdasar jumlah kavling yang masih tersisa dikalikan iuran per kavling atau sampai setara biaya operasional standar bulanan.

4. Pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah adalah membantu penghuni dalam pembuangan sampah harian rumah tangga. Pengembang akan melibatkan warga sekitar perumahan sebagai petugas pemungut sampah. Iuran bulanan sampah tergantung pada negosiasi dengan petugas dan jumlah kavling yang terhuni (semakin banyak jumlah kavling yang terhuni semakin ringan iuran) menjadi tanggung jawab penghuni.

5. Jalan lingkungan
Jalan lingkungan adalah jalan yang berada dalam lingkungan kawasan perumahan.
Dimensi dan luas jalan mengacu pada standar Dinas Kimpraswilhub dengan jenis material penutup berupa paving block, atau aspal penetrasi, atau aspal sand sheet. Jalan lingkungan sudah harus dilaksanakan sejak masa konstruksi dan diserahterimakan kepada pemkab dan warga dalam kondisi baik menurut standar kualitas PT.Citra Kedaton.

6. Pengadaan jaringan telepon fix line dan PDAM
Pengadaan jaringan telepon fix line dan PDAM bukan merupakan fasilitas standar yang disediakan pengembang kecuali telah disebutkan dalam brosur penawaran perumahan. Pengembang dapat membantu pengadaannya bilamana secara kolektif warga menghendakinya dan secara teknis dimungkinkan. Seluruh biaya pengadaan jaringan tersebut bukan menjadi tanggung jawab pengembang.

7. Fasilitas pemakaman
PT. Citra Kedaton telah memiliki fasilitas Tanah Pemakaman seluas kurang lebih 350 m2 yang terletak di Dusun Temanggal II Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan.
Fasilitas ini dapat dipergunakan oleh seluruh konsumen bilamana diperlukan dengan pemberitahuan kepada pengembang tanpa biaya tambahan.

8. Sosial masyarakat
Penghuni baru di perumahan diwajibkan untuk melapor kepada ketua RT setempat, dan seyogyanya sampai kepada Ketua RW dan Kepala Dusun untuk dicatat sebagai penduduk sementara.
Penghuni disarankan juga mengikuti norma sosial yang berlaku di kawasan tersebut demi terciptanya hubungan sosial yang harmonis.
Setelah seluruh atau sebagian besar kavling terhuni, konsumen disarankan untuk menunjuk seorang sebagai wakil warga untuk mempermudah komunikasi baik dengan pemerintah desa maupun dengan pengembang.
Dengan dibantu pengembang warga penghuni perumahan dapat mengajukan diri ke pemerintah desa setempat untuk membuat RT/RW mandiri yang terpisah (standar 1 RT minimal sekitar 30 kavling/KK).

9. Fasilitas lain
Fasilitas lain yang termasuk dalam penawaran perumahan, bilamana ada, dan belum tercantum disini akan dijelaskan kemudian.




AYODHYA CITRA
Keunggulan kompetitif citra kedaton
Karakteristik sektor properti di Sleman ternyata sangat spesifik dan unik. Faktor utamanya adalah keterbatasan lahan, dan tidak seimbangnya antara permintaan dan ketersediaan lahan menyebabkan harga dan melambung, tingginya permintaan antara lain disebabkan oleh citra jogja-sleman yang positif –aman dan stabil- dan juga maraknya pembangunan yang berpotensi menjadi pemicu aktivitas ekonomi di kawasan sekitarnya (kampus, pusat perbelanjaan, hypermarket, ruko dan lain-lain). Dengan kondisi demikian tidak dimungkinkan bagi sektor properti untuk dapat melakukan pembebasan tanah dalam skala besar.

Citra kedaton, pengembang sejak 2001, memiliki jawaban atas permasalahan keterbatasan lahan tersebut tanpa mengurangi spesifikasi, dan standarisasi suatu lingkungan perumahan, jawaban tersebut selalu diterjemahkan ke dalam perumahan yang dikembangkan oleh citra kedaton dan selalu mendapat respon positif dari konsumen yang semakin kritis, adapun keunggulan tersebut adalah:

Mengapa harus di citra kedaton?

Pemilihan lokasi
Citra kedaton selalu memilih lokasi yang sesuai dengan acuan tata ruang yang diperuntukkan bagi kawasan permukiman. Lokasi pilihan tersebut juga harus mempunyai prospek ke depan yang menguntungkan dari sisi nilai investasi, dan aksesibel

Kelompok cluster mandiri
Perumahan yang dikembangkan citra kedaton selalu menerapkan sistem cluster yang mandiri, artinya cluster hunian tersebut dapat mengelola secara swadaya dan mandiri lingkungan perumahannya. Misalnya: pengelolaan satpam, sampah, arisan dapat berlangsung dengan baik. Agar dapat mandiri maka jumlah unit dalam satu cluster perumahan yang dikembangkan citra kedaton minimal setingkat wilayah 1 RT (rukun tetangga) dan atau kelipatannya

Orientasi dan sosialisasi
Citra kedaton berpandangan bahwa lingkungan perumahan bukan semata lingkungan fisik melainkan juga lingkungan sosial, konsep tersebut diterjemahkan ke dalam Bentuk site dan sirkulasi, orientasi bangunan, dan penyedian fasum berupa playground. Bentuk site yang merangsang interaksi antar hunian yaitu orientasi hunian yang saling berhadapan, sirkulasi model loop atau kuldesak dengan penempatan open space/playground pada join-join sirkulasi –membuat bangkitan kegiatan komunal-.

Kualitas produk: Desain, servis personalitas
stylish and qualified. Desain terkini dan kualitas bangunan yang bermutu selalu menjadi fokus utama produk properti citra kedaton.

Keunggulan tersebut ditransformasikan pada produk terkini yaitu lingkungan hunian asri ayodhya citra

Lokasi Maguwoharjo Depok Sleman, terletak pada kawasan paling progresif perkembangannya. Dekat dengan stadion internasional sleman, lingkungan kampus, dan hanya 7 menit dari bandara internasional Adisucipto

Luas area yang telah dikembangkan sekitar 2,2 ha dari total luas 4 ha (proyeksi)

Jumlah unit yang telah dikembangkan 112 unit berbentuk kavling siap bangun

Tipe bangunan adalah 1 lantai (kecuali permintaan dari konsumen) mulai tipe bangunan 50 m2(luas tanah 110 m2) sampai dengan tipe 80m2(luas tanah 190 m2)

Status kepemilikan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan bisa ditingkatkan menjadi Hak Milik (SHM)


Harga sudak termasuk IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), harga belum termasuk BPHTB, bea balik nama dan notaris

Perubahan dan penambahan luasan, lay out, desain bangunan diperkenankan sejauh selaras dengan garis acuan desain kawasan ayodhya citra

PT. CITRA KEDATON SELALU MEMILIH LOKASI YANG SESUAI DENGAN ACUAN TATA RUANG YANG DIPERUNTUKKAN BAGI KAWASAN PERMUKIMAN. LOKASI PILIHAN TERSEBUT SELALU MEMPUNYAI PROSPEK KEDEPAN YANG MENGUNTUNGKAN DARI SISI NILAI INVESTASI, DAN AKSESIBLE. LEGALITAS DAN LAYANAN PURNA JUAL DARI MARKETING PT. CITRA KEDATON AKAN MEMBERI KETENANGAN KEPADA ANDA DALAM BERINVESTASI.

BAGIAN PEMASARAN:
Jl. Affandi ( Gejayan ) 18 Jogjakarta 55281
Telp / Fax : ( 0274 ) 83 9686
SMS : 08386 8282 59
Email : masjusan@gmail.com /citrakedaton@gmail.com

| ]




[ Jum'at, 14 November 2008 ]
Dahlan Iskan : Mau Jatuh Cepat-Cepat atau Pelan-Pelan? (1)
Fondasi Memang Rapuh, Bukan Konfiden yang Jatuh

Baru satu hari pulang dari Tiongkok, Dahlan Iskan kemarin sudah berangkat ke Amerika untuk ikut rombongan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menghadiri pertemuan puncak 20 kepala negara di Washington DC. Pertemuan ini untuk mencari solusi mengatasi krisis keuangan global saat ini. Berikut catatannya sebelum berangkat:

---

SETELAH banyak kiat dijalankan di mana-mana dan hasilnya juga masih belum bisa meredakan krisis, para penganut aliran pasar bebas mulai unjuk gigi lagi: seharusnya negara jangan turun tangan. Biarkan pasar terjun bebas. Biarkan banyak bank kolaps. Biarkan banyak perusahaan bangkrut. Biarkan pasar modal mencapai titik terendahnya. Terjun bebas secara cepat lebih baik karena kita bisa segera tahu di mana titik terendahnya. Dari situ baru mulai dipikirkan lagi bagaimana bangun kembali. Daripada jatuh pelan-pelan, lama tapi akhirnya jatuh juga!

Pendapat itu didasarkan kenyataan bahwa meski berbagai negara sudah melakukan bailout dalam jumlah yang belum pernah terjadi dalam sejarah, toh kesulitan tidak juga teratasi. Indeks harga saham masih terus merosot, termasuk setelah Amerika Serikat memilih presiden baru sekali pun. Ini berarti krisis sekarang ini memang benar-benar krisis yang terjadi akibat fondasi ekonomi yang rapuh. Bukan hanya karena rasa konfiden yang jatuh.

Memang banyak negara sudah menginjeksikan uang rakyat ke berbagai lembaga keuangan. AS menggunakan dana USD 700 miliar yang berasal dari pembayar pajak alias rakyat. Dan, karena negara itu sedang mengalami defisit terbesar dalam sejarahnya, pada dasarnya dana itu juga berasal dari pinjaman. Negara sudah meminjam uang begitu besar untuk menyelamatkan lembaga keuangan. Hasilnya belum kelihatan jelas. Bahkan, kini menjalar ke sektor riil. Pabrik mobil di sana sudah pula minta disuntik dana negara. Kalau permintaan ini dipenuhi, bagaimana industri baja yang juga tinggal menunggu giliran saja untuk mengalami hal yang sama? Lalu bagaimana dengan industri kaca? Industri cat? Dan seterusnya.

Dulu, pikiran untuk menginjeksikan uang negara ke lembaga keuangan tersebut didasari pemikiran agar kepanikan masyarakat bisa segera reda. Kepanikan itu dipicu oleh pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan keuangan terbesar di dunia. Masyarakat panik karena "Lehman yang begitu raksasa saja bangkrut, bagaimana dengan yang lain?" Ini, kecil-kecilan, mirip dengan yang dialami Indonesia ketika krisis 1997 lalu. Saat itu, secara teori ekonomi (IMF) 16 bank swasta nasional harus ditutup. Jangan diinjeksi. Maka ditutuplah bank-bank itu. Ternyata, "teori" tersebut meleset. Akibat penutupan itu, kepanikan memuncak. Pertanyaan semua orang waktu itu: besok bank yang mana lagi yang ditutup? Lusa yang mana lagi?

Begitulah seterusnya hingga akhirnya toh pemerintah harus memberikan jaminan kepada kalangan perbankan. Jaminan itulah yang kemudian ternyata juga salah: pemilik uang di bank itu ternyata para pemilik bank itu sendiri. Akibatnya, pemerintah harus menginjeksi para penabung yang pada dasarnya pemilik bank itu sendiri.

Pemerintah AS juga berpikiran bangkrutnya Lehman Brothers adalah pelajaran berharga. Kebangkrutan itu ternyata disusul dengan kepanikan dan dampaknya berupa turunnya rasa percaya diri yang luar biasa. Harga saham terus merosot. Kehilangan uang di pasar modal ternyata lebih besar dari nilai yang harus dibayar seandainya Lehman Brothers diinjeksi uang negara.

Memang setelah injeksi diberikan oleh pemerintah, rasa percaya diri mulai pulih. Tapi, rasa percaya diri saja ternyata tidak cukup. Toh, harga saham terus merosot. Perusahaan yang terancam bangkrut terus membesar. Kini mulai dibahas: sampai berapa besar injeksi harus diberikan? Apakah kalau kebijaksanaan injeksi itu diteruskan, adakah dana yang cukup? Apa kriteria yang bisa diinjeksi dan yang tidak? Bahkan, jangan-jangan, semua itu seperti "sumur tanpa dasar". Siapa yang bisa menimbunnya? Maka mulailah dibicarakan perlunya diberlakukan undang-undang darutat. Berarti Amerika memang sangat gawat.

Kalau saja UU darurat itu benar-benar diwujudkan, kita juga belum tahu skenario seperti apa yang akan dilakukan: biarkan terus bebas dengan cepat, atau terjun pelan-pelan tapi akhirnya jatuh juga, atau ada revolusi baru di AS?

Memang segera diadakan pertemuan puncak para kepala negara di Washington minggu ini untuk membicarakan itu. Tapi, dari pengalaman-pengalaman yang lalu, tidak mungkin juga pertemuan dua hari itu bisa mencari solusi, apalagi sampai bisa menentukan roadmap (program nyata yang bisa dijalankan dengan jadwal yang jelas dan ketat). Kawasan Eropa akan menyelamatkan benuanya sendiri. Amerika Utara juga begitu. Bagaimana Asia?

Tiongkok sudah punya program besar. Meski masih digolongkan negara miskin, Tiongkok uangnya banyak. Cadangan devisanya USD 2 triliun. Terbesar di dunia. Indonesia hanya punya USD 50 miliar. Tidak bisa diapa-apakan. Karena itu, Indonesia harus mengandalkan kekuatan sendiri. Tidak bisa berharap sama sekali dari bantuan siapa pun. Termasuk bantuan dari Barat dan Tiongkok. Masing-masing punya kesulitannya sendiri.

Tiongkok bisa mengalami PHK sampai 30 juta orang. Sepertiga pabrik bajanya sudah tutup. Tapi, selama 10 hari saya keliling Changsha, Wuhan, Hangzhou, Shaoxing, dan Tianjin minggu lalu, saya lihat belum ada kepanikan yang nyata. Apalagi, Tiongkok sudah menetapkan bagaimana agar 30 juta orang itu dapat pekerjaan. Caranya: pemerintah akan mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur USD 500 miliar. Ini sama dengan empat tahun APBN Indonesia! Itu baru dana daruratnya saja. Belum APBN-nya sendiri.

Kita, sebagaimana dikemukakan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan pengusaha di Istana, Rabu sore, memang sudah menegaskan untuk tidak akan hanya mengandalkan turun tangannya asing. "Asing tetap kita cari terus, tapi kekuatan dalam negeri sendiri yang harus bangkit," katanya.

Presiden menyebut adanya dana Rp 90 triliun yang sekarang menganggur di bank-bank milik provinsi. "Kita ini ngemis ke mana-mana untuk dapat uang satu-dua triliun. Bagaimana kita sendiri ternyata punya uang Rp 90 triliun yang dinganggurkan," katanya.

Wapres Jusuf Kalla, yang selama presiden melawat ke berbagai negara ditugasi merumuskan dan menjalankan program krisis ini, diminta sudah menyelesaikan semua itu sebelum presiden pulang.

Tentu juga soal suku bunga kita sendiri. Akankah juga harus tidak turun? Sudah sebulan ini, setiap hari ada saja berita, negara mana yang menurunkan suku bunga. Menurunkan suku bunga memang menjadi salah satu senjata untuk menanggulangi akibat krisis global. Karena itu, gerakan menurunkan suku bunga dilakukan hampir semua negara. Kecuali Indonesia, tentunya, dan beberapa negara lagi.

Persentasi penurunannya pun tidak lagi 0,25 persen seperti kebiasaan di masa stabil, tapi ada yang langsung 0,5 persen. Bahkan, ada yang sampai 1,5 persen. Inggris menurunkan suku bunganya dari 4,5 persen langsung menjadi 3 persen. Suku bunga di AS, rata-rata kini tinggal 0,3 persen. Bandingkan dengan masa sebelum krisis yang sampai 2,5 persen.

Indonesia masih bertahan dengan suku bunga 9,5 persen karena, menurut pemerintah, untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Kalau suku bunga diturunkan, khawatir rupiah kurang menarik sehingga banyak orang yang mengalihkan uangnya ke dolar AS. Kalau itu sampai terjadi, akan semakin membuat nilai rupiah merosot. Inflasi (harga-harga barang) akan naik pula.

Begitu drastisnya penurunan suku bunga di banyak negara itu, sampai-sampai para ahli kini mulai membayangkan sebuah dunia dengan suku bunga 0 persen. Ini hampir sama artinya dengan dunia tanpa bank.

Jepang pernah membuktikan bagaimana hidup dengan bunga 0 persen selama enam tahun, sejak menjelang 2000. Sejak dua tahun lalu suku bunga di Jepang mulai naik menjadi 1 sampai 1,5 persen. Namun, karena terjadi krisis lagi, bunganya kembali diturunkan menjadi rata-rata tinggal 0,5 persen. Langkah me-0-kan suku bunga waktu itu sebagai cara untuk tetap membuat ekonomi berjalan, sambil menunggu sembuhnya dunia perbankan.

Meski membuat pertumbuhan ekonomi Jepang sangat lambat (hanya 1-2 persen per tahun selama lebih 10 tahun), langkah itu dianggap bisa menyelamatkan ekonomi negara. Terbukti Jepang tidak sampai ambruk. Statusnya sebagai negara terkaya kedua di dunia masih terjaga. Dalam kasus Jepang, pertumbuhan ekonomi 0 persen pun hanya berarti negara itu tetap kaya raya.


[ Sabtu, 18 Oktober 2008 ]
Dahlan Iskan: Definisi Uang yang Kian Panjang
Apakah uang? Menurut orang biasa seperti saya, definisi itu sederhana sekali: uang adalah alat pembayaran untuk membeli barang atau mendapatkan jasa. Titik.

Tapi, di mata orang-orang tertentu, definisi uang seperti itu tidak cukup. Harus ditambah sesuai dengan kepentingan masing-masing:

Bagi orang yang takut miskin, uang adalah juga alat untuk menumpuk kekayaan.

Bagi orang yang takut menjadi rakyat biasa, uang adalah alat untuk membeli jabatan.

Bagi orang yang punya utang, uang adalah alat untuk menunda pembayaran tagihan (lewat cek mundur).

Bagi yang takut neraka, uang adalah alat untuk mencari pahala (bayar zakat fitrah pun sudah tidak perlu lagi dengan beras).

Bagi yang takut masuk surga, uang adalah alat untuk menipu (misalnya dengan cek kosong).

Bagi orang miskin, uang adalah alat untuk memproduksi mimpi...(Dulu, saya pernah bermimpi diberi uang Rp 100 saat berlebaran ke rumah keluarga yang kaya, tapi uang itu direbut oleh kakak saya. Saya langsung menangis bukan hanya dalam mimpi, tapi sampai setelah bangun. Saya begitu ingin mimpi lagi tanpa diganggu kakak saya).

Yang juga penting, uang adalah sesuatu yang bisa hilang. Hanya cara hilangnya yang berbeda-beda dan cara menangisinya yang juga tidak sama.

Dan, dari pengalaman krisis keuangan ini, uang adalah bukan uang. Tepatnya, uang adalah sekadar angka-angka.

Buktinya, banyak sekali orang yang dalam krisis sekarang ini merasa kehilangan uang sampai puluhan miliar, tapi mereka tidak pernah mengalami kesulitan untuk membeli makan, pakaian, keperluan rumah, bepergian ke luar negeri, dan seterusnya. Makannya juga masih di restoran mahal, kalau bepergian masih tidur di hotel bintang lima, masih beli tas LV, dan masih ke Makau.

Menurut saya, orang-orang itu sebenarnya tidak kehilangan uang. Seandainya uang tersebut tidak hilang di mesin derivatif pun, toh tidak akan digunakan untuk membeli apa-apa. Tidak sekarang, bahkan tidak juga sepuluh tahun lagi. Bahkan sampai meninggal pun tidak akan pernah menggunakannya untuk membeli beras. Apakah yang demikian itu masih bisa disebut uang? Meski nilainya sampai puluhan miliar, rasanya nilai uang itu hanya sama dengan uang Rp 100 yang saya (mimpikan) terima dari keluarga kaya saat Lebaran itu: memilikinya hanya di angan-angan dan hilangnya juga di angan-angan.

Yang hilang itu bukan "uang" yang akan dibelikan rumah mewah yang bisa membuatnya lebih bergengsi -karena memang sudah punya rumah seperti itu, atau yang akan dibelikan jas tuxedo yang bisa membuatnya lebih ganteng -karena jasnya sudah berlemari-lemari, atau yang akan dibelikan kalung mutiara yang bisa membuatnya cantik -karena berliannya sudah tak terhingga. Maka, yang hilang itu sebenarnya bukan uang. Itu hanya angka-angka. Seperti saya dulu kehilangan angka-angka dalam rapot SD saya -karena tintanya luntur oleh tetesan air hujan yang bocor melalui genteng yang tidak dilapisi plafon.

Karena itu, orang yang tidak ikut main angka-angka derivatif tidak perlu ikut menangis. Kecuali menangis dalam angan-angan. Bekerjalah seperti biasa, carilah uang, dan kalau sudah dapat, belikan sesuatu yang diperlukan. Lalu, bekerja lagi. Bekerjalah sungguh-sungguh -karena tidak ada orang yang bekerja hanya di angan-angan. (*)



Dahlan Iskan : Mengapa Tidak Langsung Bangkit
Ketika sepak bola Inggris kalah di Piala Dunia tahun lalu, siapa yang harus disalahkan?

''Margaret Thatcher!'' teriak seorang politikus di sana.

Lho, apa hubungan sepak bola dengan wanita yang sudah sangat tua itu? ''Waktu dia menjadi perdana menteri, subsidi susu untuk murid SD dikurangi. Akibatnya, tulang pemain Inggris banyak yang patah. Pemain sepak bola yang ikut Piala Dunia itu masih SD saat Thatcher menjadi perdana menteri," tambahnya.

Lalu, siapa yang harus disalahkan atas terjadinya krisis keuangan di Amerika dan dunia saat ini? ''Al Khawarizmi!" Apa hubungan krisis zaman ini dengan tokoh yang hidup di zaman kuno itu?

Dialah yang menemukan logaritma dan matematika. Gara-gara ilmu matematika itulah, belakangan ini muncul satu jenis produk bank yang disebut derivatif. Tanpa ilmu matematika tidak mungkin ada derivatif (bahasa Mandarinnya...)

Lalu, ada yang bilang bahwa penyebab sebenarnya adalah orang Mesir atau Tiongkok. Orang Mesirlah yang menemukan matematika dengan geometrinya saat mendirikan piramida. Atau, barangkali karena orang Tiongkok menemukan sipoa yang menjadi awal ilmu matematika-aritmatika.

Bahkan, jangan-jangan yang salah adalah Al Jabr karena dialah yang menciptakan angka. Mungkin juga kita bisa menyalahkan Girolamo Cardano yang pada tahun 1500-an menemukan teori probabilitas (ilmu peluang).

Simaklah rumus yang saya sertakan di tulisan ini. Itulah wujudnya kalau ilmu matematika, geometri, aritmatika, statistik, dan probabilitas dimasak menjadi satu. Lalu ditambahi bumbu rakus. Kokinya para banker dan pelaku pasar modal. Maka, jadilah masakan siap saji yang disebut ''model''. Model itu lantas menjadi software. Lalu, dianggap sebagai ilmu kebenaran. Semua pemain derivatif menggunakan ''software model'' derivatif itu untuk membenarkan hitungan bahwa uang yang hari itu nilainya 1 juta, lima tahun atau 10 tahun yang akan datang bisa menjadi, misalnya, 100 miliar.

Seandainya Anda punya uang Rp 1 juta, lalu ditawari untuk ikut derivatif, tentu Anda akan bertanya bagaimana caranya kok uang tersebut bisa tumbuh begitu menggiurkan? Lalu, operator derivatif akan menyodorkan rumus yang ruwet itu. Sanggupkah Anda memahami rumus itu? Yang menjelaskan sendiri bisa jadi tidak bisa benar-benar memahami. Mereka bisa langsung minta bantuan komputer untuk ''memprosesnya'': Rp 1 juta x model + enter. Keluarlah angka Rp 100 miliar di laptop. Masalahnya, semua pilihan model adalah yang asumsinya baik. Tidak pernah diciptakan model yang didasarkan asumsi sebaliknya. Maka, tidak ada Rp 1 juta x model + enter = hilang.

Meski semua pihak kini sudah tahu bahwa penyebab krisis ini adalah derivatif, akan diapakan ''binatang'' itu masih belum ada pembicaraan. Melarangnya sama sekali kelihatannya sulit, mengingat sudah dibuktikan bahwa dengan derivatif hidup ini bisa lebih hidup. Tapi juga sudah dibuktikan bahwa derivatif membuat kekacauan.

Kalau kelak derivatif cukup dibatasi, akan menjadi perdebatan seru pembatasan itu sampai pada derivatif keturunan berapa. Sekarang ini derivatif mungkin sudah sampai 13 keturunan. Nah, apakah akan dibatasi sampai lima keturunan saja? Misalnya, swaps masih diperbolehkan. Tapi, anaknya, CDS (credit default swaps), mungkin sudah tidak boleh. Apalagi cucunya yang bernama credit default option, atau cicitnya yang disebut credit default swaption, atau cicit-cicit berikutnya lagi. Saya kira, sekian keturunan dari derivatif pasti akan dilarang.

Kalau kebangkitan hari pertama pasar modal Senin lalu tidak langsung diikuti oleh kebangkitan lebih lanjut di hari-hari berikutnya, antara lain karena soal yang mendasari krisis itu sendiri belum diselesaikan. Semua memang masih sibuk melakukan PPPK (pertolongan pertama pada kecelakaan). Yang penting pasar modal dan perbankan selamat dulu. Terutama perbankan. Usaha ini kelihatannya berhasil. Namun, untuk bisa memulihkan ke keadaan semula, tentu masih harus menunggu diselesaikannya pengaturan derivatif.

Siapa yang mengatur derivatif itu?

Selama ini tidak ada!

Bisnis yang menyangkut USD 600 triliun ini (bandingkan dengan GDP Amerika yang hanya USD 15 triliun) diatur oleh pelaku derivatif itu sendiri. Mereka membentuk persatuan pelaku derivatif. Namanya Asosiasi Swaps dan Derivatif Internasional. Asosiasi itulah yang mengatur segala sesuatu tentang bisnis ini. Mulai aturannya hingga format-format kontraknya. Tidak ada pemerintah mana pun yang mampu mencampurinya.

Padahal, korban derivatif ini luar biasa banyaknya. Mulai perorangan, perusahaan, hingga lembaga keuangan sendiri. Termasuk yang menjadi berita besar awal tahun ini: Societe General rugi USD 7,2 miliar juga oleh derivatif. Bahkan, beberapa tahun lalu sebuah pemda di Amerika, kabupaten terkenal di California bernama Orange County, juga menyatakan diri bankrut sebagai korban derivatif. Di sana pemda memang diperbolehkan mengeluarkan obligasi untuk pembangunan daerahnya. Tapi, dalam kasus Orange County ini, dana daerah dimainkan di derivatif. Kalau berhasil sih, 30 persen APBD-nya akan datang dari hasil derivatif itu. Tapi, bendaharawan kota itu salah hitung. Lalu, kota itu pun dinyatakan bangkrut.

Siapa yang kira-kira akan ambil inisiatif untuk mengatur semua itu?

Pemerintah AS? Bukan urusannya. Bank Dunia? Bukan bidangnya. Bank sentral masing-masing negara? Juga bukan tugasnya.

Para penemu logaritma, geometri, aritmatika, Al Khawarizmi, Al Jabr, Girolamo Cardano, barangkali, harus bangkit dulu dari kubur mereka untuk merundingkannya. (*)


[ Jum'at, 10 Oktober 2008 ]
Saatnya Indonesia Nyalip di Tikungan
Oleh Dahlan Iskan

Tepat sekali langkah pemerintah Indonesia menghentikan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia kemarin. Terlambat sedikit, kita bisa lebih kacau. Inilah saatnya kita mendahulukan nasib bangsa sendiri. Kita tahu, perusahaan asing lagi perlu uang untuk menutup lubang mereka yang dalam di negeri masing-masing. Karena itu, mereka perlu uang cepat. Salah satu caranya adalah menjual apa saja yang dimiliki, termasuk yang di Indonesia. Dan, yang paling cepat bisa dijual adalah saham di bursa.

Saking banyaknya pihak yang mau menjual saham itulah yang mengakibatkan harga saham jatuh 10 persen kemarin. Mereka berani menjual murah, menjual rugi, asal bisa segera mendapat uang cash. Sebenarnya sekaranglah saatnya membeli kembali saham Indosat, Telkomsel, atau apa pun, tapi kita belum cukup kaya untuk melakukan itu.

Penutupan sementara bursa itu juga penting untuk mengamankan perusahaan-perusahaan nasional kita. Yakni, perusahaan yang terlibat utang besar di luar negeri yang jaminannya berupa saham. Misalnya, Bumi Resources dan enam perusahaan milik Bakrie Group lainnya. Termasuk kebun sawitnya yang besar. Kalau harga sahamnya terus merosot, nilai jaminan utangnya langsung tidak cukup. Dalam keadaan seperti ini sangat mungkin terjadi hostile take over! Sangat bisa terjadi, tiba-tiba saja tambang batu baranya yang begitu besar disita dan menjadi milik asing. Demikian juga perkebunan sawitnya.

Karena itu, bursa tidak perlu cepat-cepat dibuka kembali. Apalagi, kalau itu hanya karena tekanan asing. Harus dihitung benar untung ruginya bagi kepentingan nasional. Memang Bumi Resources adalah milik Bakrie, tapi batu baranya dari bumi Indonesia (Kaltim). Kita juga berkepentingan mengusahakan Bakrie agar tetap jaya -antara lain agar bisa menuntaskan kasus Lapindo di Sidoarjo. Apalagi, Bakrie pernah jadi contoh perusahaan yang hancur oleh banyaknya utang saat krisis moneter 1997 yang tiba-tiba mampu bangkit menjadi orang terkaya di Indonesia. Jangan sampai kini menjadi korban hostile take over asing akibat tidak mampu membayar utang! Nilai saham Bakrie kini memang tinggal 20 persennya. Sangat mudah bagi asing untuk mengambil secara hostile!

Kini negara yang paling mempertuhankan pasar bebas pun hanya berpikir menyelamatkan negara masing-masing. Apalagi, negara yang masih miskin seperti kita. Saya cukup bangga atas ketegasan dan kecepatan pemerintah mengambil langkah ini. Penduduk kita cukup besar untuk bisa menjadi pasar kita sendiri. Kita masih bisa menanam jagung!

Sampai kemarin memang baru Rusia dan Indonesia yang mengambil langkah menghentikan perdagangan saham. Islandia (Iceland) sudah lebih dulu membuat keputusan mem-peg mata uangnya ke dolar karena terjun bebas. Kemarin sore WIB, Inggris membuat keputusan yang lebih konsepsional daripada Amerika. Delapan bank raksasa direkapitalisasi Rp 700 triliun dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya, harus menjaga kelangsungan fungsi utama bank, termasuk memberi pinjaman kepada pengusaha yang bergerak di sektor riil. Di dalamnya termasuk bank-bank kelas dunia, seperti HSBC, RBS, dan Standard Chartered. Inggris yang dulu pelopor swastanisasi, kini di arah sebaliknya.

"Ini jalan keluar yang tujuannya memulihkan kepercayaan, sekaligus memperkukuh sistem perbankan," ujar Perdana Menteri Gordon Brown.

Menurut Brown, dalam mengatasi kesulitan yang begitu serius, jalan keluarnya memang harus komprehensif. Juga harus kreatif dan tidak sekadar dogmatis. Menaikkan suku bunga seperti yang dilakukan Bank Indonesia, menurut saya, termasuk yang hanya dogmatis dan kurang kreatif. Yakni, satu dogma bahwa untuk menahan orang agar tidak ramai-ramai menukarkan uang ke dolar haruslah memberi rangsangan kepada pemegang rupiah. Ya, menaikkan suku bunga tadi. Tapi, dampak yang lain sangat berat. Untung naiknya hanya kecil (25 basis poin).

Kita punya batu bara bermiliar ton dan hasil bumi lain. Ini yang harus diamankan lewat kebijaksanaan nasional. Mestinya, masih lebih baik nasib kita yang memiliki hasil bumi tersebut daripada negara yang hanya punya kertas saham atau commercial paper dengan nilai yang hancur saat ini.

Kita memang tidak punya cadangan saham di mana-mana. Karena itu, jangan pula yang masih kita punya itu hilang. Saatnya nasionalisme dipertahankan. Sambil lihat-lihat perkembangan dunia. Kalau kita pintar, kita bisa menyalip di tikungan!(*)



[ Sabtu, 11 Oktober 2008 ]
Cito! Cepat Selamatkan Dulu Bank!
Oleh Dahlan Iskan

Tujuh negara industri terbesar dunia berkumpul hari ini untuk mencari jalan keluar dari krisis moneter yang gawat ini. Tapi, para ahli sangat pesimistis mereka bisa menemukan jalan itu. Sudah begitu banyak masing-masing pemerintah menciptakan paket penyelamatan. Semuanya tidak bisa meredam kemerosotan pasar modal.

Bagi kita di Indonesia, harapan terbesar adalah jangan sampai unsur-unsur di dalam pemerintah berjalan sendiri-sendiri. Apalagi bertengkar. Kita semua tahu bahwa jumlah ahli ekonomi kita bukan hanya sangat banyak, tapi juga aliran ekonomi mereka berbeda-beda. Mulai dari yang beraliran konservatif sampai yang populis. Belum lagi yang menganut aliran sempalan. Masing-masing punya dasar pemikiran sendiri, merasa benar sendiri, dan saling bersikukuh mempertahankannya.

Dalam suasana krisis seperti ini, satu komando sangat diperlukan. Sampai hari ini, saya cukup bangga karena tidak terjadi perbedaan pendapat di antara elite pemerintah yang sampai mencuat ke media. Memang ada desas-desus tentang siapa yang menginginkan Bank Indonesia harus segera intervensi (untuk menstabilkan rupiah) dan siapa yang menentang. Tapi, tidak menjadi perang di bawah permukaan -apalagi di atasnya. Politisi juga cukup dewasa untuk tidak menjadikan masalah krisis sebagai bahan mencari popularitas. Sebagian mungkin memang karena tidak paham akar persoalannya yang rumit, sebagian karena rakyat juga sudah sangat dewasa. Politisi yang memanfaatkan krisis ini untuk popularitasnya justru akan dicela rakyat.

Saya amati rakyat di semua negara memang sangat kompak untuk membela negara masing-masing, lepas apakah pemerintahnya dari partai yang mereka dukung atau tidak.

***

Hari ini, pemerintah pertama-tama harus kompak dalam menyelamatkan sistem perbankan nasional kita. Nasabah dan rakyat harus ditenangkan dengan policy yang jelas dan tegas. Yang terpenting, antara lain, adalah memberikan penjaminan deposito dan tabungan masyarakat.

Saya percaya penjaminan itu tidak akan berbuntut panjang seperti saat krisis dulu. Sebab, perbankan nasional kita sekarang sudah sangat dewasa. Semua negara melakukan langkah ini meski ahli ekonomi yang menganut aliran konservatif tidak akan setuju. Teoretis, sebenarnya tidak perlu ada rush. Tapi, ketidakpercayaan masyarakat pada sistem keuangan hari-hari ini bisa membuat bank yang lagi bersaing saling menyebarkan isu rush. Yang mula-mula hanya isu bisa terjadi sungguhan. Ini sangat membahayakan sistem perbankan kita.

Kalau sistem perbankan ambruk, ekonomi akan runtuh. Rakyat akan sengsara.

Nomor satukan penyelamatan perbankan nasional kita. Gunakan semua dana penjaminan yang selama ini dikumpulkan oleh bank di rekening khusus penjaminan itu. Maksimumkan upaya ini, mumpung ini hari Sabtu. Umumkan pagi ini juga bahwa semua deposito dan tabungan dijamin pemerintah. Jangan terlambat! Kita lagi bersaing dengan kecepatan beredarnya SMS dan telepon seluler.

***

Ini persoalan dunia yang kompleksnya bukan main. Perusahaan yang terlibat derivatif lagi bertumbangan. Cobalah kita bayangkan perusahaan yang enam bulan lalu membeli minyak dengan harga USD 130 per barel. Tentu, hari ini, perusahaan tersebut belum menerima minyaknya karena dua hal. Pertama, harga itu memang untuk penyerahan minyak enam bulan kemudian. Kedua, tujuan pembeli minyak itu memang bukan untuk memiliki minyak, tapi hanya untuk menjual "hak" atas minyak itu saja. Yang membeli "hak" itu pun hanya ingin menjual lagi dengan harga yang lebih tinggi. Yang sudah dapat harga lebih tinggi itu pun masih ingin menjual lagi ke harga yang lebih tinggi. Begitu seterusnya. Minyak yang mungkin berjumlah 1 juta barel itu seolah-olah sudah menjadi 10 juta barel di pasaran.

Triliunan dolar derivatif yang menyangkut minyak ini akan memakan korban luar biasa besar. Sudah akan mengalahkan nilai kredit macet subprime mortgage yang mengawali krisis ini.

Seminggu yang lalu, harga minyak tinggal 100 dolar per barel. Anda bayangkan berapa besar kerugian perusahaan yang membeli minyak dengan harga 130 dolar itu. Membelinya pasti dengan kredit. Kini, pasti kreditnya macet. Kredit yang macet bukan sebesar harga 1 juta barel, mungkin sampai lebih 10 juta barel. Sebab, minyak tersebut sudah diderivatifkan: future, hedging, option, equity swap, dan seterusnya.

Bahkan, dengan harga minyak kemarin menjadi serendah 80 dolar/barel, tingkat kemacetan pasti kian luas lagi. Maka, kinilah saatnya harga minyak akan menjadi normal sewajarnya lagi, sekitar USD 60 atau 70 dolar per barel. Kenapa harga ini normal? Sebab, biaya produksi minyak itu hanya sekitar 35 dolar per barel. Ditambah macam-macam, termasuk mahalnya investasi, jatuhnya sekitar 50 per barel. Maka, laba 30 persen adalah bisnis yang wajar. Tapi, dengan harga minyak 140 dolar per barel dan dengan biaya produksi yang tetap, bisnis ini bisa mencapai laba 300 persen. Kata "rakus" saya kira kurang kasar. Tentu ada yang murka.

Gambaran seperti itulah yang juga terjadi di bisnis jasa keuangan. Semua pedagang di Pintu Kecil Jakarta atau Kembang Jepun di Surabaya tentu tahu bahwa laba normal bisnis jasa itu sekitar 2,5 persen. Mengapa? Bisnis jasa itu tidak perlu modal besar dan risikonya kecil. Wajar kalau labanya lebih kecil. Yang penting volumenya sangat besar dan perputarannya cepat. Memang sesekali bisnis jasa bisa dapat laba 30 persen, tapi sifatnya harus hanya "sesekali". Misalnya kalau pas lagi ada nasib baik. Satu atau dua hari. Setelah itu akan normal lagi ke laba 2,5 persen. Bahkan, kadang, laba 0,5 persen pun sering dijalani asal cash flow-nya baik.

Tapi, coba perhatikan perusahaan-perusahaan jasa keuangan dalam 10 tahun terakhir ini. Labanya bisa 30 persen. Bahkan bisa 60 persen! Ini juga rakus. Total sedunia, laba jasa keuangan ini menguasai 40 persen dari laba seluruh sektor usaha. Sedang sektor industri kurang dari 20 persen. Padahal, laba sektor industrilah yang seharusnya lebih tinggi. Sunnatullah-nya harus begitu. Sebab, di sektor industrilah orang harus benar-benar bekerja: tanam modal, membeli bahan baku, menjual bahan jadi, mengurus buruh, dan seterusnya. Benar-benar bekerja mengeluarkan keringat. Bagaimana bisa laba industri kalah oleh laba sektor jasa? Tentu ada yang murka.

Dunia secara alamiah akan kembali ke situasi 12 atau 15 tahun yang lalu. Bagi kita, 12 tahun yang lalu tidak terlalu jelek.

Asal sistem perbankan kita diselamatkan lebih dulu! Hari ini juga! Ibarat seorang dokter yang kedatangan pasien gawat, sang dokter akan langsung menulis di resepnya: cito! Bukan main urgennya. Seumpama di apotek ada antrean panjang pun, pemegang resep cito! harus langsung dilayani dulu. (*)


KALAU MINAT BACA LEBIH BANYAK TULISAN ATAU PEMIKIRAN DAHLAN ISKAN, KUNJUNGI SAJA URL BERIKUT INI ( dan masih banyak lagi URL lainnya ) :

http://gunawansutanto.net/?p=91

http://wordpress.com/tag/dahlan-iskan/

http://futuh.wordpress.com/2008/05/09/dahlan-iskan-bos-jawa-pos/

http://dahlaniskan.wordpress.com/2008/09/29/saya-harus-mudik-ke-mana-ya/

| ]





[ Jum'at, 10 Oktober 2008 ]
Tri Setyo Budiman, sang Miliarder dari Warung Bakso
Dulu Dorong Gerobak, Kini Omzet Rp 22 Miliar Per Bulan

Tidak perlu modal besar atau produk mewah untuk menjadi miliarder. Tri Setyo Budiman, alumnus Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB), berhasil memperoleh miliaran rupiah per bulan dari usaha warung bakso.

IBNU YUNIANTO, Jakarta

SOSOKNYA tinggi besar. Suaranya juga besar dan berwibawa, kontras dengan penampilannya yang sederhana. Ketika menemui Jawa Pos di salah satu kedai baksonya, Tri Setyo Budiman hanya mengenakan kaus polo dan celana pendek.

Tidak disangka, pria yang menikmati masa remaja di Batu, Jawa Timur, itu sukses mengeruk fulus dari bisnis yang kerap dipandang sebelah mata: warung bakso. "Bakso memang kadang dilihat sebelah mata, berbeda ketika kita bicara steak atau pizza. Mungkin karena citra warung bakso itu kumuh dan sempit," katanya.

Begitu pula keputusannya yang tidak populer 15 tahun lalu saat terjun sebagai wirausahawan. Padahal, sebagai manajer pemasaran nasional William Russel Grace Company, sebuah perusahaan kemasan makanan asal Amerika Serikat, saat itu dia menikmati gaji Rp 7,5 juta per bulan plus tunjangan rumah dan sebuah mobil dinas.

"Saya merasa potensi dan kemampuan saya tujuh. Tapi, hanya dihargai dua oleh perusahaan. Karena itu, dalam usia 32 tahun, saya ambil pensiun diri, bikin perusahaan sendiri," ujar pria kelahiran Sumenep, Madura, 24 Juli 1961, itu.

Bisnis kuliner dipilih lantaran tak pernah mati. Selama orang masih butuh makan, bisnis rumah makan tetap hidup. Bakso lantas dipilihnya karena bisa dimakan siang maupun malam, seperti juga masakan padang. Apalagi, selama ini bisnis itu menghidupi puluhan juta orang.

"Masalahnya, saya tidak bisa bikin bakso. Karena itu, saya pulang ke Batu, beli resep bakso dan kuah dari salah satu kedai bakso yang terkenal di sana," katanya.

Dengan modal dari sebagian uang pensiun, Tri membuat gerobak bakso. Nahas, karena tidak berpengalaman mengoperasikan, gerobaknya terbakar. Tungku api di bawah ketelnya terlalu dekat dengan dinding gerobak. "Begitu dinyalakan, langsung terbakar, habis," katanya terkekeh.

Tak menyerah, dia membuat satu gerobak lagi. Gerobak itu yang lantas didorong keliling kampung di sekitar rumahnya di Jalan Empang Tiga, Kalibata, Jakarta Selatan. Uniknya, Tri memilih trik promosi yang tidak biasa. Dia berkeliling kampung untuk membagikan seluruh bakso yang dimasaknya hari itu.

"Akhirnya orang sekampung tahu saya jualan bakso, dan baksonya enak. Prinsip saya, sebelum kita kuasai kampung orang, kita kuasai dulu kampung kita," terangnya.

Strategi itu efektif. Tak lama berkeliling, Tri lantas membuka kedai bakso di garasi rumah. Kedai yang diberi nama Ino (nama panggilan anaknya, Platinum) itu pun laris. Dalam waktu tak terlalu lama dia bisa membuka cabang di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Timur. "Begitu satu cabang bisa hidup, cash flow-nya bagus, saya langsung buka di tempat lain. Begitu terus sampai saya masuk ke rest area di jalan tol, mal, dan stand alone (kedai bakso untuk pasar premium)," katanya.

Jumlah cabang yang terus berkembang menimbulkan masalah, terutama pada keseragaman kualitas dan rasa baksonya. Pasalnya, membuat bakso dari 300 kilogram daging tidak semudah ketika hanya membuat bakso dari sekilogram daging. Bila kondisi itu dibiarkan, 200 ribu butir bakso yang dibuatnya setiap hari terancam tidak sama rasanya di tiap kedai.

"Kadang koki arogan, rasa bakso harus seperti keinginannya. Padahal, tidak bisa seperti itu, karena saya bikin bakso itu pakai penelitian. Berapa porsi dagingnya, berapa tepungnya, bagaimana masaknya, berapa lama supaya kenyal. Itu semua pakai penelitian," katanya.

Karena itu, Tri lantas membuat dapur khusus pembuatan bakso dan bumbu masak di rumahnya. Bakso dan bumbu yang sudah setengah jadi didistribusikan ke seluruh cabang, termasuk ke Mal Nagoya di Batam. "Saya buat penelitian lagi. Bumbunya saya bikin jadi pasta dan powder (bubuk). Takarannya juga diseragamkan. Jadi, koki tidak bisa lagi memelintir rasa," katanya.

Dari dapur itu Tri lantas berkreasi membuat item-item masakan lain. Mulai bakso urat, bakso daging sapi, bakso gepeng, hingga bakso campur. Belakangan, sejumlah masakan lain juga dipasarkan di kedainya, mulai gado-gado, soto betawi, sop iga, rawon, nasi goreng seafood, kwetiaw, cap cay, dan fuyunghai.

Dia juga berkreasi membuat masakan western, seperti spaghetti bolognaise, chicken wing, dan french fries. "Total ada 40 masakan yang bumbunya dibuat secara seragam di dapur sentral. Semua kedai harus patuh hanya berjualan yang ada di menu list saya. Jangan sampai ada yang jual kupat sayur misalnya," katanya.

Perlakuan yang sama harus diberikan karena tidak semua kedai dimiliki secara penuh. Sebagian kedai didirikan dengan modal teman-temannya. Ini dilakukan karena pembuatan satu kedai tidak murah. Nilainya bervariasi, antara Rp 400 juta seperti kedai di Cijantung dan Kalibata, Rp 800 juta seperti di Rest Area Km 19 Tol Cipularang, hingga Rp 1,2 miliar seperti di kedai Tebet. "Semua bisa balik modal 2-3 tahun," katanya.

Hingga kini gerai di Rest Area Km 19 paling ramai dan memberi kontribusi terbesar bagi total omzet bakso Ino. Setiap bulan rata-rata 15 ribu pengunjung menikmati bakso di sana. Setiap pengunjung rata-rata membelanjakan Rp 25 ribu.

"Setiap gerai rata-rata mendapatkan Rp 50 juta per hari atau sekitar Rp 1,5 miliar per bulan," ungkapnya. Dengan kata lain, bila dikalikan dengan 15 kedai yang dimiliki, Tri Setyo Budiman bisa memperoleh penghasilan rata-rata Rp 22,5 miliar per bulan.

Salah satu kiat suksesnya adalah pemilihan lokasi. Tri mengaku biasa menongkrongi calon lokasi kedai berhari-hari sebelum memutuskan mendirikannya di sana. "Kalau kita pakai prinsip lima P dalam marketing, di bisnis kuliner itu tiga P pertama place (lokasi), baru product (produk) dan price (harga)," akunya.

Bukan berarti Tri tak sempat bangkrut. Dua kedainya di Cikeas dan Bendungan Hilir bangkrut tak sampai setahun setelah didirikan. Bukan karena mismanajemen, melainkan faktor eksternal. Kenaikan harga BBM membuat kawasan industri di Cikeas bangkrut. Otomatis kedai bakso Ino terkena imbasnya.

"Ada pula kedai bakso di sebuah rumah sakit di Benhil yang tutup karena orang enggan makan di rumah sakit yang dianggap sumber penyakit. Padahal, di kedua tempat itu traffic-nya ramai," katanya.

Tri menegaskan, bila seseorang memutuskan terjun sebagai wirausaha, salah satu syarat untuk survive adalah kesabaran. "Tidak ada sukses yang instan di bisnis. Perlakukan bisnis seperti bayi setiap hari, sehingga sukses hari ini hanya journey (perjalanan), bukan destination (tujuan)," papar alumnus SMAN 3 Malang itu.

Meski kedai baksonya maju luar biasa, Tri mengaku tak berniat mewaralabakan bisnisnya. Dia menilai waralaba akan berdampak buruk dalam jangka panjang, terutama dari segi kualitas produk. Hingga kini Tri juga mengaku kerap menahan dongkol karena satu lokasi yang sudah diincar justru diberikan kepada waralaba asing, seperti kedai kopi Starbucks atau Dunkin Donuts.

Pemilik gedung, kata dia, melihat keberadaan mereka sebagai prestise. Jadi, tanpa diminta mereka menyediakan space yang paling strategis. Kalau perlu, sewanya murah. "Kita yang mau bayar sesuai tarif justru ditolak-tolak. Jadi, kalau Starbucks ramai itu bukan hal yang aneh. Anak kecil juga bisa," kata ketua DPP Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) ini geram. (el)

| ]


MANFAAT SEDOTAN
Posted by: "pravita anjalipan"
pravita_anjaxxxxxx@yahoo.com
Mon Sep 22, 2008 7:28 pm (PDT)


Ini ada email dr seorang teman, ceritanya begini :

Suatu ketika saya dengan teman-teman sedang makan sate. Kemudianseorang teman menyatakan betapa ia ngeri setiap melihat sate yang
potongannya besar-besar.

"Kenapa?" tanya saya.

"Saya ingat keponakan yang meninggal karena makan sate," katanya. Diabercerita, waktu itu sedang ada syukuran dengan makan-makan. . Dia masih
ingat melihat si kecil keponakannya yang berlari-lari sambil membawasate. Usianya sekitar 4 tahun.

Kemudian musibah datang. Anak kecil itu tercekik (mungkin tersedak) daging sate. Semuaorang berusaha menolong. Anak itu dibalik, dipukul-pukul belakang
lehernya (bahkan sampai biru-biru, kata dia sambil matanyaberkaca- kaca) . Daging sate tak juga keluar. Lalu mereka mencari
angkot untuk membawa anak itu ke rumah sakit. Dia masih melihat anakkecil itu tersengal-sengal menarik nafas di kendaraan. Pemandangan
yang sungguh memilukan..

Tuhan berkehendak lain. Anak itu meninggal di perjalanan.

Sampai di rumah sakit, petugas memberi tahu bahwa untuk mengeluarkanbenda yang mencekik tenggorokan, cukup dengan memasukkan SEDOTAN MINUM ke kerongkongan. Lalu hisap sehingga benda itu menempel. Lalu tarik.

Sesederhana itu.

Menangislah semua orang. Betapa sederhananya untuk menyelamatkan nyawa.
Betapa berharganya ilmu untuk menyelamatkan nyawa.

KALAU ANAK ANDA TERCEKIK MAKANAN KENYAL, keluarkan PAKAI SEDOTAN!

Semoga lebih banyak jiwa yang terselamatkan dengan pengetahuansederhana ini. Amin.