| ]


SEBENARNYA SAYA INGIN MEMPERSEMBAHKAN SEBUAH ACARA SPEKTAKULER UNTUK IDOLA BERAT SAYA, KANG GITO ROLLIES, PADA 1 NOVEMBER 2007 LALU, BERUPA "PEMECAHAN REKOR DUNIA MERAYAKAN ULTAH BERSAMA" DI YOGYAKARTA, NAMUN TERNYATA ACARA TERSEBUT HARUS DITUNDA.
SETELAH ACARA DITUNDA MENJADI 1 NOVEMBER 2008, ALLAH YANG MAHA MENGASIHI BERKEHENDAK LAIN, KANG GITO TELAH DIPANGGIL MENDAHULUI KITA.

JIKA ADA REKAN-REKAN YANG INGIN BERGABUNG DI 1 NOVEMBER 2008 NANTI, DAN MEMILIKI IDE ATAU SARAN ( MISAL SEKALIAN KONSER : TRIBUTE TO GITO" ), SILAHKAN KONTAK KE satunovember@gmail.com ATAU 081392589769

Jusananda Production

Karangkajen MG III/817 Yogyakarta
Indonesia 55153

SAYA JUGA INGIN MENDAULAT TANTE TITIEK PUSPA UNTUK TURUN TANGAN DI HAJATAN INI, ADA YANG BISA MEMBANTU MENGONTAK BELIAU?

BERIKUT SEJUMLAH KENANGAN YANG TEREKSPRESIKAN DARI BEBERAPA PIHAK, SAAT MENDENGAR KANG GITO WAFAT:



Kembali Pada-Nya Kenang-kenangan Terakhir dari Gito

Armand Maulana: Kenangan Ngabuburit Bersama Gito
BAGI Armand dan juga grupnya, GIGI, almarhum Gito Rollies jelas tidak mungkin dilupakan sampai kapanpun. Kerja bareng mereka bertajuk Ngabuburit Bareng GIGI beberapa waktu lalu jelas menyisakan banyak gambaran sosok Gito di mata personel GIGI, utamanya sang vokalis Armand Maulana.
Kerja sebulan penuh jelas memberi efek luar biasa. GIGI sendiri belajar sebuah nilai profesional pada da'i yang juga rocker itu. Paling membekas tentu kolaborasi mereka dalam menyuguhkan tembang Cinta yang Tulus. Sebuah tembang yang diaransemen ulang Gito-GIGI ini mampu menghasilkan karya nan manis.
"Orangnya penuh semangat, dan yang jelas mampu `membawa' ke mana seharusnya kita pergi, jadi bisa menyesuaikan keadaanlah," ucap suami Dewi Gita ini, saat ditemui di rumah duka, Kamis (28/2) malam.
Ia pun teringat pesan sang seniornya untuk menganggap agama bukan hal yang berat, tapi sesuatu yang sangat ringan. "Jangan terlalu berat, santai aja, dan itu benar-benar di buktikannya selama kita tur bareng," kenang Armand, yang datang bersama personel GIGI lainnya Dewa Budjana dan Thomas untuk memberikan penghormatan terakhir pada Gito Rollies.




Iwan Fals Lantunkan Doa Buat Gito
JAKARTA, JUMAT - Penyanyi balada Iwan Fals langsung melayat Bangun Sugito alias Gito Rollies, begitu mendengar penyanyi rock itu meninggal dunia. Iwan yang tiba di rumah almarhum pada malam hari, langsung melantunkan doa kepada penyanyi yang dia kagumi.
Iwan tampak khusyuk dan mencoba menyembunyikan kesedihannya. Bagi dia, Gito merupakan penyanyi yang memberi banyak inspirasi kepadanya.
Gito Rollies meninggal dunia di RS Pondok Indah pada Kamis (28/2) pukul 19.10 WIB, setelah menderita kanker kelenjar getah bening. Kepergian penyanyi yang belakangan lebih banyak berdakwah ini, cukup mengagetkan banyak orang, termasuk Iwan Fals.
Menurut Iwan, sosok Gito Rollies sangat dia kenal dan dia kagumi sejak lama. "Saya mengagumi Mas Gito sejak saya masih duduk di bangku SMP di Bandung. Ketika itu, saya kerap menyaksikan show Mas Gito bersama Deddy Stansah dan grupnya The Rollies," kata Iwan.
Iwan tetap mengikuti karier Gito pada saat dia baru menapaki awal kariernya sebagai penyanyi balada. "Saya kenal-kenal lagu-lagunya bersama The Rollies, seperti Kemarau dan Astuti," akunya.
Tak hanya itu, Iwan juga mengenal Gito Rollies secara pribadi. Perkenalan yang begitu dekat itu membuatnya lebih mengagumi pemikiran-pemikiran Gito yang belakangan lebih religius. "Saya banyak mendapat masukan dari dia soal masalah-masalah dalam kehidupan, baik duniawi maupun rohani," kata Iwan.
Hingga pukul 01.30 WIB, Jumat (29/2), para pelayat masih berdatangan di rumah duka di daerah Rempoa, Jakarta Selatan. Dua putra Gito yang bersekolah di Singapura, tiba di rumah duka sekitar pukul 01.00 WIB.
Putra Gito hasil pernikahannya dengan Michele, Buja (sulung) dan Bayu, tampak berusaha menahan kesedihan ketika tiba di rumah duka. Sementara ibu mereka, Michele, tampak juga sedih dan kelelahan.
Para seniman dan artis yang tampak hadir melayat antara lain Sys NS, Dwiki Darmawan dan Ita Purnamasari, Ireng Maulana, Ikang Fauzi, Camelia Malik dan beberapa artis dan kelompok musik. Juga ikut melayat Ketua MUI Din Syamsuddin yang datang bersama rombongan pengajiannya. Gito Rollies kerap hadir dalam pengajian yang diadakan secara berkala di rumah Din Syamsuddin.
Menurut rencana, jenazah Gito Rollies akan dimakamkan di Pemakaman Umum Tanah Kusir, usai sholat Jumat.
Hingga semalam, rumah Gito Rollies tampak ramai tapi bersuasana khidmat. Pembacaan ayat-ayat Al Quran juga terus dilakukan oleh rombongan pengajian yang selama ini dekat dengan almarhum. (CAY)
MENGENANG GITO ROLLIES
Posted by: "denny sakrie" denny_sakrie@yahoo.com
Thu Feb 28, 2008 6:47 am (PST)
Telah meninggal dunia......
Sahabat kita Haji Bangun Soegito Bin Tukiman a.k.a Gito Rollies hari ini Kamis 28 Februari 2008 di RS Pondok Indah Jakarta..... .
Semoga arwahnya diterima disisi Allah SWT

"Hari Hari" telah kita lalui baik yang penuh kicau "Burung Kecil" maupun yang penuh "Kemarau" hingga akhirnya kita pun hanya bisa mengucapkan "Salam Terakhir".


Dan ini segurat tulisanku tentang Gito Rollies

MENELUSURI TAPAK MUSIK GITO ROLLIES
oleh Denny Sakrie (Republika 17 September 2007)


Perjalanan musik dan hidup Gito Rollies memang penuh warna. Berawal dari pentas pertunjukan musik rock yang hedonistik hingga ke dunia religius di jelang usia ke-60 pada 1 November nanti. Lelaki berparas keras dengan nama lengkap Bangun Soegito Toekiman ini dilahirkan di Biak, Irian Barat.
Meskipun sekarang Gito lebih menekuni kehidupan Islami sebagai seorang dai, namun, Gito yang pertamakali bergabung di kelompok Bandung The Rollies di akhir dasawarsa 60-an itu, masih belum meninggalkan dunia musik. Lelaki yang pernah mengenyam pendidikan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB), meski tak selesai ini, bahkan baru saja merilis album solo terbarunya bertajuk Kembali Pada-Nya di bawah label Sony BMG Indonesia.
Menariknya, di album yang beratmosfer religius ini, Gito menyanyikan ulang dua hit The Rollies yaitu Cinta yang Tulus (Kau yang Kusayangi), karya Ignatius Hadianto dan Hari Hari, karya Oetje F Tekol. Lirik kedua lagu ini memang sengaja diubah.

Lagu Cinta yang Tulus, yang dulu dinyanyikan almarhum Delly Rollies, bertutur tentang perasaan cinta seorang pria terhadap wanita pujaan, kini beralih makna menjadi cinta seorang makhluk Illahi terhadap Allah SWT. Lagu Hari Hari, yang dahulu liriknya mencerminkan sikap hedonistik materialistik berubah menjadi bagaimana seorang ummat memaknai perbuatannya sehari-hari untuk dipertanggung jawabkan kelak di akhirat.

Napas rock memang masih terasa di album terbaru Gito ini, meski tidak dalam bentuk yang ekstrim. Di sini ia berkolaborasi mulai dari Yockie Soerjoprajogo mantan personel God Bless hingga kelompok Gigi.

Asam garam
Gito memang telah banyak melahap asam garam dunia pentas pertunjukan dan rekaman. Sosoknya mulai dikenal khalayak ketika bergabung dengan The Rollies di tahun 1968. Dengan rambut bergaya afro-look, Gito memang terlihat bagaikan James Brown, superstar berkulit hitam yang kesohor dengan musik soul dan funk.

Gito pada akhirnya memilih mengikuti gaya dan teknik bernyanyi James Brown. Suaranya yang serak lalu menyanyikan lagu-lagu James Brown, seperti It's A Man's Man's Man's World, I Feel Good, dan Cold Sweat pada album perdana The Rollies yang direkam Phillips Productions Singapore.

Selain terampil bernyanyi, Gito pun memiliki aksi pentas yang memikat. Apalagi, ia ternyata menguasai permainan instrumen trompet, hingga biola. Tak pelak, namanya pun dielu-elukan penggemar fanatiknya. Sayangnya, tindak-tanduk Gito saat itu cenderung dalam konotasi buruk. Bersama rekan segrupnya, Deddy Stanzah, Gito mulai berkubang dengan minuman keras dan narkoba. Bahkan, baik Deddy Stanzah maupun Gito sempat didepak dari The Rollies, karena ketergantungan narkoba.

Saat itu, di sekitar tahun 1973, Gito Rollies sempat menjadi vokalis kelompok Cockpit di Jakarta. Tak lama berselang, karena berjanji akan berdisiplin dalam bermain musik, Gito pun kembali bergabung dengan The Rollies. Di sela-sela waktu luang, terkadang Gito ikut mendukung konser Superkid, kelompok trio yang dibentuk sahabat dekatnya, Deddy Stanzah bersama Deddy Dorres, dan Jelly Tobing. Di tahun 1976, ia malah resmi berduet dengan Deddy Stanzah dalam album berbahasa Inggris dengan tajuk Higher and Higher yang keseluruhan lagunya ditulis oleh Denny Sabri, wartawan majalah Aktuil.

Salah satu yang menarik di album ini terdapat lagu yang diciptakan khusus oleh Denny Sabri setelah terinspirasi mengamati gerakan gerakan tubuh Gito bila sedang manggung, berjudul Do The Gito Dance. Lagu ini pun dikemas dalam aransemen musik soul dan funk, seperti penyanyi yang ditiru Gito: James Brown.

Penyanyi solo
Pada paruh dasawarsa 80-an, Gito Rollies mulai menjajaki karier musik sebagai penyanyi solo dengan merilis album Tuan Musik. Di album ini Gito didukung oleh sahabat-sahabatnya dari The Rollies, seperti Oetje F Tekol dan Jimmie Manoppo.

Ternyata, karier solo Gito Rollies bisa dianggap berhasil. Dan, pihak Sokha Records tetap merilis album-album solonya, termasuk berduet dengan Farid Hardja maupun dengan Deddy Stanzah. Harpa Record dan Atlantic Record bahkan menggandeng Gito berduet dengan vokalis God Bless, Achmad Albar lewat lagu-lagu, seperti Kartika dan Donna Donna yang menjadi hit di dasawarsa 90-an.

Pada album Goyah dan Nona, penampilan Gito Rollies didukung sederet pemusik dan komposer mumpuni, seperti Ian Antono, Dodo Zakaria, Billy J Budihardjo, Jimmie Manoppo, dan banyak lagi.

Layar lebar
Selain menuai sukses cemerlang di ranah musik, Gito pun ternyata memiliki bakat dalam seni peran. Di tahun 1978, ia tampil dalam film layar lebar bertajuk Perempuan tanpa Dosa bersama aktris laris saat itu, Yenny Rachman. Karakter yang dimainkan Gito cenderung pada sosok antagonis. Misalnya di film ini, ia berperan sebagai Freddie, seorang penjahat yang berobsesi hingga memasuki dunia rekaman. Tapi dalam film Kereta Api Terakhir, Gito malah berperan sebagai prajurit Tigor.
Di dasawarsa 2000, sosok Gito masih berkibar di layar lebar. Misalnya, ia berperan sebagai penjual buku bekas yang bijaksana dalam film Ada Apa dengan Cinta yang disutradarai Rudy Sujarwo. Atau berlaku sebagai Pak Ucok, yang bekerja sebagai pemutar film di bioskop sinepleks dalam film Janji Joni yang dibesut Joko Anwar. Di film ini pula, Gito berhasil meraih Citra sebagai Pemeran Pembantu Terbaik pada Festival Film Indonesia 2005.
Gito Rollies tetap berkutat di dunia seni, walau dalam dimensi yang berbeda. Lelaki ini masih tetap berada di kerumunan khalayak. Jika dari era 70-an hingga 90-an Gito Rollies dikerubuti penonton dan penggemarnya, kini Gito dikelilingi oleh para jamaahnya.

DISKOGRAFI

Bersama The Rollies

1.The Rollies - The Rollies (Phillips,1968)
2.Halo Bandung - The Rollies (Philips,1969)
3.Let's Start Again - The Rollies (Remaco,1971)
4.Bad News - The Rollies (Remaco,1972)
5.Sign of Love - The Rollies (Purnama Record,1973)
6.Live in TIM - The Rollies (Hidajat & Co 1976)
7.Tiada Kusangka - The Rollies (Hidajat & Co,1976)
8.Keadilan - New Rollies (Musica Studios,1977)
9.Dansa Yok Dansa - New Rollies (Musica Studios,1977)
10.Bimbi (Vol 3) - New Rollies (Musica Studios,1978)
11.Kemarau - New Rollies (Musica Studios,1978)
12.Kerinduan - New Rollies (Musica Studios,1979)
13.Pertanda - New Rollies (Musica Studios,1979)
14.Rollies '83 (Mabuk Cinta) - Rollies (Sokha,1983)
15.Rollies (Astuti) - Rollies (Sokha,1984)
16.Rollies'86 (Problema) - Rollies (Sokha,1986)
17.Iya Kan? - Rollies (Sokha,1990)
18.New Rollies '97 - New Rollies (Musica Studio,1997)

ALBUM SOLO

1.Tuan Musik (Sokha Records 1986)
2.Permata Hitam/Sesuap Nasi (Sokha Records 1987)
3.Aku Tetap Aku (Sokha Records 1987)
4.Air Api (Sokha Records 1987)
5.Tragedi Buah Apel (Sokha Records 1987)
6.Goyah (Sokha Records 1987)
7.Nona/Esmiran (Sokha Records 1989)
8.Hari Dansa (Bursa Musik 1990)
9.Kembali Pada-Nya (Sony BMG Indonesia 2007)

ALBUM DUET

1.Higher and Higher - Bersama Deddy Stanzah (SM Recording 1976)
2.Koq (Lepas Sensor) - Bersama Deddy Stanzah (Sokha/DS Records 1988)
3.Sop Dihidangkan - Bersama Farid Hardja (Sokha Records 1988)
4.Donna Donna - Bersama Achmad Albar (Bursa Musik,1990)
5.Kartika - Bersama Achmad Albar (Harpa/AR 1990)

ALBUM TRIO 1.Jangan Cemberut - AGE (Achmad Albar,Gito Rollies,Eet Syahrani) (AR 1991)

ALBUM SOUNDTRACK

1.Valentine (Blackboard 1990)

BINTANG TAMU/KOMPILASI

1.Festival Lagu Populer Indonesia 1980 (Pramaqua 1980)
2.Festival Lagu Populer Indonesia 1986 (Billboard 1986)
3.Heavy Slow Rock (Atlantic Records/Sokha 1988)
4.Bintang Rock Indonesia (Atlantic Record 1989)
5.Kharisma Indonesia 2 (Atlantic Record 1989)
6.Tembang Peduli (Ceepee Records 1998)
7.Pop Muslim (Blackboard 2000)
8.Kita untuk Mereka (Sony BMG Indonesia 2005)
9.Istighfar - Opick (Forte 2005)

FILMOGRAFI

1.Buah Bibir (PT Sarinande Films 1973),Cameo
2.Perempuan tanpa Dosa (PT Isae Film 1978) Aktor
3.Di Ujung Malam (PT Garuda Film 1979) Aktor
4.Sepasang Merpati (PT Gramedia Film 1979) Aktor
5.Permainan Bulan Desember (PT Matari Film 1980) Aktor
6.Kereta Api Terakhir (PPFN 1981) Aktor
7.Halimun (Remaja Ellynda Film 1982) Aktor
8.Puteri Duyung (PT Budianta Film 1985) Aktor
9.Ada Apa dengan Cinta (Miles Production 2001) Aktor
10.Gerbang 13 (Revol Film 2004) Aktor
11.Janji Joni (Kalyana Shira Films,2005) Aktor
(Denny Sakrie )


Selamat Jalan Gito Rollies...

Jakarta, 29 Pebruari 2008 16:14
Awan hitam menyelimuti langit Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta. Jum`at siang (29/2), tempat rocker legendaris sekaligus aktor, Gito Rollies, yang meninggal di usia 60 tahun, dikebumikan.

Tepat pukul 1:30 WIB, hujan deras mengguyur disertai angin sangat kencang, menyambut kedatangan iring-iringan mobil jenazah dan rombongan pengantarnya. Puluhan pengendara sepeda motor ikut mengawal di sisi kiri dan kanan mobil jenazah.

Turut bersama rombongan, Michelle van der Rest, sang istri, yang mendampingi Gito lebih dari satu dekade, beserta tiga buah hatinya, Puja Bangsa, Bayu, dan Bintang. Mereka tiba di TPU yang tanahnya licin diguyur hujan dari langit, yang seolah turut menangisi kepergian Gito.

Ratusan pelayat hadir di pemakaman pria bernama lengkap Bangun Sugito tersebut, termasuk para selebritas senior. Sebut saja, Titiek Puspa, Benny Likumahuwa, Sophan Sophiaan, Widyawati, Slamet Rahardjo, Jimmy Manoppo, Deddy Mizwar, Mathias Muchus, serta Renny Djayusman. Tampak pula Adrie Subono, Bucek Depp, Andre Hehanusa, dan Dominique Sanda.

Gito berpulang, Kamis sekitar pukul 18.45 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan. Pria bersuara serak, putra pasangan Kapten (Purn) Tukiman dan Sri Wisnumurti itu, dilahirkan di Biak, Papua, 1 November 1947. Sejak 2005, pelantun lagu Astuti ini mengidap penyakit kanker kelenjar getah bening.

Dalam keadaaan sakit, Gito tetap berkarya di bidang yang sudah membesarkan namanya, meski harus duduk di kursi roda. Pentolan The Rollies ini juga sempat merilis album rohani, saat bulan Ramadhan 2007 bersama kelompok musik GIGI.

Bahkan, Gito sempat tampil sebagai bintang tamu, menyanyikan beberapa lagu religi. Kala itu, Gito dan GIGI membawakan lagu yang pernah populer pada 1978 berjudul Cinta yang Tulus. Lagu tersebut terdapat dalam album Gito berjudul Kembali PadaNya.

"Bagi keluarga, ini bukanlah akhir dari perjalanan, tapi inilah jalan baru yang akan ditempuh Gito," tanggap Benny Likumahuwa, sahabat kentalnya di The Rollies sejak tahun 1968.

Selamat jalan Gito Rollies... [EL]